Hasil Timnas Putri Indonesia vs Taiwan 1-2, Gagal Lolos ke Piala Asia Wanita 2026, Garuda Pertiwi Fokus Piala AFF Wanita 2025
Hasil Timnas Putri Indonesia vs Taiwan 1-2, Sabtu (5/7/2025) pukul 20.00 WIB di Stadion Indomilk Arena, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, meskipun gagal lolos ke Piala Asia Wanita 2026, Garuda Pertiwi fokus Piala AFF Wanita 2025 atau ASEAN Women's Championship 2025 di Vietnam pada 6-19 Agustus 2025.

WARTASULUH.COM, TANGERANG - Hasil Timnas Putri Indonesia vs Taiwan 1-2, Sabtu (5/7/2025) pukul 20.00 WIB di Stadion Indomilk Arena, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, meskipun gagal lolos ke Piala Asia Wanita 2026, Garuda Pertiwi fokus Piala AFF Wanita 2025 atau ASEAN Women's Championship 2025 di Vietnam pada 6-19 Agustus 2025.
"Setiap ikut turnamen kita ingin menang dan juara. Sekarang kita berjuang ke arah sana. Jadi sekarang kita lagi memikirkan gimana caranya untuk menang," ungkap pelatih Timnas Putri Indonesia Satoru Mochizuki, dikutip Wartasuluh.com dari laman Kompas.com, Minggu (6/7/2025).
Sayangnya, Timnas Putri Indonesia kemungkinan tidak akan diperkuat beberapa pemain diaspora. Namun, Satoru Mochizuki tetap optimis dengan kualitas pemain Garuda Pertiwi seperti Sheva Imut, Helsya Maeisyaroh, dan Reva Octaviani.
"Kita nanti di AFF kemungkinan akan tanpa pemain diaspora, karena mereka bermain di liga. Tapi kita juga masih punya pemain-pemain bagus dan punya teknik yang luar biasa seperti Sheva, Helsya, Reva," kata Satoru Mochizuki.
Pelatih berusia 61 tahun ini melihat pertemuan dengan Vietnam dan Thailand sebagai kesempatan untuk meningkatkan kualitas Timnas Putri Indonesia.
"Jadi ketika kita mau menjadi tim yang nantinya akan bisa terus main di Piala Asia dan lolos ke sana, pastinya juga kita harus terus melihat lawan-lawan seperti Thailand, Myanmar, yang kuat-kuat. Kita harus terus mencoba melawan mereka, kita lihat juga kekuatan mereka, dan kita harus terbiasa melawan mereka dan menang, sehingga kita terus bisa naik levelnya ke depan," tambah Satoru Mochizuki.
Hasil Timnas Putri Indonesia vs Taiwan 1-2 membuat Taiwan dari Grup D langsung lolos ke Piala Asia Wanita 2026 di Australia, karena sebelumnya juga mengalahkan Kirgistan dan Pakistan.
"Walaupun kita kalah dan tidak bisa berbicara banyak, tapi awal-awal kita kira pertandingan akan dikuasai oleh mereka. Tetapi ternyata pemain berjuang dengan baik, bermain dengan baik," ungkap Satoru Mochizuki.
Sedangkan Timnas Putri Indonesia tidak bisa melaju ke Piala Asia Wanita 2026 karena hanya mengantongi 3 poin dari tiga pertandingan.
"Walaupun kita kalah dan tidak bisa berbicara banyak, tapi awal-awal kita kira pertandingan akan dikuasai oleh mereka. Tetapi ternyata pemain berjuang dengan baik, bermain dengan baik. Bisa memberikan perlawanan yang baik, maka saya ingin memuji pemain karena sudah bisa melakukan itu," kata Satoru Mochizuki.
Meskipun demikian, Satoru Mochizuki berharap agar kontraknya dapat diperpanjang karena dia ingin mengembangkan timnas putri menjadi lebih kompetitif.
"Jadi memang kalau kita membangun tim itu membutuhkan waktu yang lama. Terus kita bangun sedikit demi sedikit supaya bisa menjadi kokoh. Makanya saya berpikir kalau bisa dikasih kesempatan, saya ingin membangun tim ini sedikit demi sedikit supaya bisa jadi tim yang sangat kuat," ungkap Satoru Mochizuki.
Pelatih berusia 61 tahun ini mengambil contoh keberhasilan Jepang yang meraih juara dunia pada tahun 2011 di Jerman dan medali perak di Olimpiade 2012 di London, Inggris. Saat itu, Mochizuki menjabat sebagai asisten pelatih Norio Sasaki.
"Saya dan tim Jepang dapat kesempatan memenangi Piala Dunia Wanita (2011). Jepang untuk bisa mencapai prestasi itu mereka melakukan kerja keras dan perkembangan selama 10 tahun, 20 tahun, bahkan 30 tahun. Jadi saya juga ingin mengambil hal-hal yang baik yang bisa diterapkan di Indonesia dan ingin terus mengembangkan sepak bola putri di Indonesia," tambahnya.
Pada menit ke-5, Rosdilah Siti hampir membawa Timnas Putri Indonesia unggul, setelah ia dilepas ke belakang garis pertahanan lawan dengan sebuah bola terobosan.
Pemain bernomor 16 ini melepas tembakan kaki kanan datar melewati sang kiper. Namun, si kulit bundar dihalau di garis gawang dan wasit di lapangan serta hakim garis tak memberikan gol.
Tanpa teknologi VAR, keputusan tersebut tak bisa diulas ulang walau siaran ulang menunjukkan bola telah melintasi garis.
Namun, Taiwan tetap memimpin lebih dulu setelah Su Yu-hsuan menerima umpan terobosan akurat dan menaklukkan kiper Iris de Rouw dengan sontekan bola yang melewati sang penjaga gawang pada menit ke-20. Babak pertama pun berakhir dengan Garuda Pertiwi tertinggal 0-1
Di babak kedua, kesalahan kiper Taiwan Wang Yu-ting dalam mengamankan bola lambung jauh saat keluar dari sarangnya dibayar mahal pada menit ke-47.
Helsya Maeisyaroh menuntaskan peluang dengan menceploskan bola ke gawang kosong. Tak lama kemudian, Isa Warps hampir menggandakan kedudukan setelah lolos dari perangkap offside. Namun, tembakan datarnya masih bisa diselamatkan oleh kiper lawan.
Sebuah tembakan roket jarak jauh dari pemain pengganti Liu Yu-Chiao di posisi sentral tak bisa dibendung pada menit ke-75. Garuda Pertiwi tak bisa menciptakan kesempatan besar lagi hingga akhir laga dan harus kalah 1-2. (kha)