Usai Kena El Nino Petani Terancam Dihajar La Nina, Ini Kata BMKG

Usai Kena El Nino Petani Terancam Dihajar La Nina, Ini Kata BMKG
Ilustrasi La Nina

WARTASULUH.COM- Terungkap potensi curah hujan untuk tahun 2024 dan dampaknya bagi sejumlah sektor, termasuk pertanian. Hal ini berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dalam, Climate Outlook 2024.

"Musim Tanam I tahun 2023/2024 berdasarkan Kalender Tanam 2023/2024, secara umum berada pada periode Oktober 2023-Maret 2024. Musim Tanam I dapat memanfaatkan informasi Prediksi Musim Hujan 2023/2024 dengan mempertimbangkan potensi awal tahun 2024 yang cenderung normal," tulis BMKG, dikutip Sabtu (3/2/2024).

"Daerah sentra produksi pangan yang diprediksikan mengalami hujan bawah normal sebagian Jawa, sebagian Bali, sebagian Nusa Tenggara Barat, sebagian Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi bagian selatan, dapat melakukan tindakan antisipasi penyesuaian pengelolaan aktivitas pertanian dengan penyesuaian pola tanam dan ketersediaan air di wilayah tersebut," lanjut BMKG.

Selain itu, BMKG menyarangkan dilakukan pemilihan bibit komoditas yang lebih sesuai dengan kondisi tersebut.

Lalu apakah La Nina akan terjadi tahun ini?

Seperti diketahui, sejak pertengahan tahun 2023 lalu Indonesia mengalami fenomena iklim El Nino. Yaitu anomali kenaikan suhu permukaan laut hingga menyebabkan musim kemarau tahun 2023 lebih ekstrem panas dan kering dibandingkan biasanya. Akibatnya, produksi pertanian, termasuk gabah di dalam negeri mengalami penurunan. Diprediksi, dampak El Nino masih akan berlanjut di mana produksi pada bulan Januari-Februari 2024 diprediksi bakal defisit 2,8 juta ton setara beras.

Mengutip situs resmi BMKG, pada saat fenomena La Nina terjadi, hembusan angin pasat dari Pasifik timur ke arah barat sepanjang ekuator lebih kuat dari biasanya. Kondisi ini mendorong massa air laut ke arah barat, maka di Pasifik timur suhu muka laut menjadi lebih dingin.

Bagi Indonesia, hal ini berarti risiko banjir yang lebih tinggi, suhu udara yang lebih rendah di siang hari, dan lebih banyak badai tropis.

BMKG menambahkan, La Nina akan memicu kondisi lebih basah dibandingkan kondisi normal, sehingga meningkatkan risiko hujan ekstrem yang merugikan lahan pertanian serta memicu potensi berkembangnya hama dan penyakit tanaman.

"Kondisi iklim tahun 2024 ini cenderung normal. Anomali iklim El Nino dan La Nina diperkirakan tidak akan terjadi. Namun sebaran curah hujan sepanjang tahun tidak selalu normal. Karena itu, kewaspadaan tetap harus dilakukan," demikian peringatan BMKG.

BMKG pun mengeluarkan rekomendasi bagi untuk sektor pertanian, yaitu:

- agar petani mengatur pola tanam sesuai dengan ketersediaan air berdasarkan potensi sifat hujan di atas normal pada kuartal kedua tahun 2024 dapat digunakan untuk
melakukan persiapan melakukan ekstensi masa tanam untuk tanaman pangan

- agar petani melakukan pemilihan komoditas dan varietas sesuai dengan prediksi iklim

- melakukan tindakan adaptasi yang lebih fokus dan tepat lokasi, seperti untuk wilayah yang diprediksi kering dapat menyediakan air melalui sumur pompa, dam parit, embung, long storage, sedangkan untuk yang diprediksi lebih basah dapat menyiapkan sistem drainase yang baik

- menekan kehilangan hasil akibat kekeringan atau serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT).