Sekolah Viral 'Laskar Pelangi' di Rohul, Disdikpora: Bantuan DAK Terbentur Kawasan Hutan Lindung

Sekolah Viral 'Laskar Pelangi' di Rohul, Disdikpora: Bantuan DAK Terbentur Kawasan Hutan Lindung
Kondisi ruang dan bangunan SD Suka Damai yang memprihatinkan. (Foto: to'at)

WARTASULUH.COM, TAMBUSAI - Keberadaan sekolah 'Laskar Pelangi' di Kota Parit, Dusun Huta Baru, Desa Batang Kumu, Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu yang sempat viral masih menarik untuk diulik. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Rohul pun angkat bicara.

Kepala Disdikpora Rohul, Margono Sos MSi melalui Kepala Bidang SD Jonfikar menyampaikan bahwa sekolah tersebut namanya Sekolah Dasar swasta Suka Damai (sebelumnya diberitakan SDN 17). 

"Itu sekolah berstatus swasta di bawah naungan Yayasan Suka Damai. Jadi bukan sekolah negeri sebagaimana yang diberikan di media massa," katanya, Selasa (22/11/2022).

Dijelaskan, satuan pendidikan yang terletak di Desa Suka Maju Tambusai memiliki jumlah murid 172 orang. Mereka terdiri dari 150 terdaftar dalam dapodik, 22 orang belum terdaftar dalam dapodik.

Jonifar meluruskan bahwa SDN 17 dan SD Suka Damai yang viral diberitakan itu adalah dua sekolah yang berbeda. Kedua sekolah ini jaraknya berjauhan dan berbeda kondisinya.

"SDN 17 bangunannya sudah permanen. Beda dengan SD Suka Damai yang kondisinya memang berdinding papan dan berlantai tanah," ungkap Jonfikar. 

Dijelaskan Jonfikar SD swasta Suka Damai selama ini sudah pernah mau diusulkan untuk dibangun dengan menggunakan dana alokasi khusus (DAK) namun terkendala karena lahan tempat bangunan sekolah tersebut statusnya kawasan hutan lindung

"Karena masuk di kawasan hutan industri, jadinya penyaluran terkandala. Terbentur regulasi," tegas Jonfikar. 

Sementara itu, kepala SD Suka Damai, Sonnip Ritonga saat ditemui di sekolah, Senin (21/11/2022), menyampaikan bahwa sekolah ini didirikan tahun 2006 oleh Yayasan Suka Damai yang diketuai Herianto Dalimunte. 

Saat ini SD Suka Damai memiliki 172 orang siswa yang terdiri dari 150 orang yang punya dapodik, 22 orang belum termasuk dapodik. Memiliki 10 orang guru dan 3 diantaranya termasuk guru bantu Pemkab Rohul termasuk kepala sekolah. "Kami memiliki 6 rombongan belajar mulai dari kelas 1 sampai kelas 6," rincinya.  

Terkait kesejahteraan guru, 10 orang guru di sekolah SD Suka Damai ini menerima gaji dari dana BOS Rp500.000 per bulan dan tambahan dari SPP siswa maksimal Rp250 ribu per bulan. 

" Kami sangat berharap kepada bapak kepala desa agar sekolah kami ini diperjuangkan untuk mendapatkan gedung kelas baru. Karena kalau hujan ruang belajar anak-anak kebanjiran. Fasilitas serta sarana prasarana nya juga sudah tidak memadai. Kami butuh perhatian pemerintah agar anak anak kami bisa mengenyam pendidikan yang layak disekolah ini," pungkas Sonnip Ritonga.

Viralnya sekolah 'Laskar Pelangi' di kabupaten berjuluk Negeri Seribu Suluk tersebut bermula dari temuan anggota DPRD Provinsi Riau dari Daerah Pemilihan Kabupaten Rokan Hulu, Syamsurizal yang sedang melakukan reses di Kota Parit, Dusun Huta Baru, Desa Batang Kumu, Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu. Di kegiatan itu, dia menemukan kenyataan miris ada sekolah yang tak layak pakai seperti halnya yang tergambar di film 'Laskar Pelangi'.

Sekolah Laskar Pelangi Rokan Hulu ini letaknya 7 kilometer dari jalan poros , melewati Simpang Harapan, Tambusai. 

Kepala Desa Batang Kumu, Normal Harahap menyebutkan sekolah yang jauh dari dikatakan layak sebagai satuan pendidikan itu adalah Sekolah Dasar 17 berstatusnya sekolah swasta.

Bangunan gedung sekolah ini terbuat dari bahan papan seadanya, baik dinding, maupun kursi dan meja belajar siswa jauh dari sarana prasarana pendidikan yang layak. 

"Sekolah ini sudah berumur 10 tahun, dengan murid sebanyak 270 orang. Saat ini murid kelas 1 nya sangat banyak, hingga dibuat belajar dengan sistem shif pagi dan shif siang. Sekolah ini sangat membutuhkan perhatian bersama , baik pemerintah maupun masyarakat," ujar Normal Harahap. 

Normal Harahap juga menyebutkan bahwa dalam reses anggota DPRD Provinsi Riau Syamsurizal ini, masyarakat Huta Baru sepakat mengusulkan satu aspirasi yakni pembangunan ruang belajar baru agar murid SD 17 bisa belajar dengan layak seperti di sekolah lainnya di Rokan Hulu. 

"Walaupun sekolah ini di kawasan hutan, tapi sebelumnya sudah ada aspirasi dewan yang terealisasi untuk sekolah ini beberapa tahun lalu, yakni bangunan ruang belajar dari aspirasi anggota DPRD Rohul Syafaruddin Poti SH. Jadi kali ini pun kami berharap Pak Syamsurizal bisa menggandeng anggota DPRD Rohul untuk memperhatikan sekolah ini," ucap Normal. 

Syamsurizal yang merupakan anggota Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) di DPRD Riau ini mengaku prihatin di tengah kemajuan zaman dan komitmen pemerintah meratakan pembangunan pendidikan, tapi di sisi lain masih ada daerah yang justeru kekurangan fasilitas pendidikan.

Menanggapi aspirasi warga Kota Parit ini, Syamsurizal menyampaikan bahwa untuk membangun sekolah ini dirinya akan menggandeng anggota DPRD Rokan Hulu dari Fraksi PAN. Disamping mengupayakan agar sekolah ini dapat dibantu melalui dana CSR perusahaan. 

"Kita akan upayakan sekolah ini dapat diperhatikan dan dibangun melalui dana hibah atau CSR perusahaan," tegas Syamsurizal. (To'at)