Bupati Siak Afni Zulkifli Camping Ceria Bareng Anak-anak di Pusat Latihan Gajah Minas
Bupati Siak Afni Zulkifli, camping ceria bareng anak-anak di Pusat Latihan Gajah (PLG) Minas, Kabupaten Siak, Sabtu (5/7/2025). Kegiatan ini jadi pengalaman yang bikin anak-anak cekikikan karena bisa gosipin gajah-gajah jinak korban konflik.

WARTASULUH.COM, SIAK – Bupati Siak Afni Zulkifli, camping ceria bareng anak-anak di Pusat Latihan Gajah (PLG) Minas, Kabupaten Siak, Sabtu (5/7/2025). Kegiatan ini jadi pengalaman yang bikin anak-anak cekikikan karena bisa gosipin gajah-gajah jinak korban konflik.
Selama di PLG Minas, para peserta kemah diajak jadi "pengamat" pola hidup gajah yang super santai. Mulai dari melihat gajah mukbang besar-besaran sampai cara mereka ngobrol sesama gajah (mungkin bahas harga pisang hari ini).
Puncaknya, momen paling "WAW!" adalah saat anak-anak berkesempatan memandikan gajah. Jangan salah, ini bukan sembarang mandi, tapi mandi sambil bonding dengan makhluk raksasa!
Bupati Afni bahkan sempat berujar, "Kalau ke sini jangan lupa bawa buah dan gula merah. Sedekah untuk gajah!" ujar Afni, Senin (7/7/2025).
Namun, di balik kegembiraan memandikan gajah dan sesi sedekah gula merah, ternyata ada agenda serius yang bikin mata ngantuk Bupati Afni melek hingga dini hari. Ia terlibat diskusi sengit (tapi santai) dengan Kepala Balai Besar KSDA Riau, Supartono.
Tentu saja topiknya bukan gosip selebriti, melainkan upaya mitigasi konflik antara manusia dengan gajah dan harimau.
Maklum, belakangan ini, satwa-satwa "tetangga" itu makin sering sering nongol di permukiman warga Siak.
Bupati Afni, dengan gayanya yang khas, langsung berapi-api soal masalah ini. Sesungguhnya di Siak antara manusia dan satwa sedang terjadi perebutan ruang hidup.
"Konflik ini jika tidak dimitigasi sejak dini, bagai bom waktu yang terus berdetak dan kapan saja bisa meledak," kata Afni.
Diskusi seru itu bahkan merambah ke topik yang lebih njelimet, yaitu keberadaan perkampungan di dalam kawasan hutan dengan berbagai status (ada Suaka Margasatwa, Hutan Lindung, Hutan Produksi, Hutan Produksi Terbatas).
Kedengarannya rumit, tapi intinya, penataan kawasan dan edukasi kepada masyarakat jadi kunci agar tidak ada lagi yang kaget saat bertemu "tamu tak diundang" berbelalai atau bertaring di halaman rumah.
Kepala Balai Besar KSDA Riau, Supartono, yang sepertinya sudah terbiasa dengan gaya kocak Bupati Afni, ia tetap menyampaikan apresiasinya dengan serius.
"Upaya mitigasi harus melibatkan semua pihak, termasuk pemerintah daerah, masyarakat, serta pemangku kepentingan lainnya," ujar Supartono.
Melalui kegiatan unik ini, harapan besarnya adalah anak-anak (dan kita semua yang masih suka stalking video lucu di TikTok) semakin peduli terhadap gajah dan harimau.
"Dengan mendekatkan anak-anak kepada gajah secara langsung, kita menanamkan nilai-nilai kepedulian sejak dini," kata Afni dengan nada optimis.
Jadi, kegiatan camping ini bukan cuma hiburan semata, tapi investasi jangka panjang demi keseimbangan ekosistem dan perdamaian antara manusia dan satwa di Siak.
Bayangkan, nanti kalau mereka sudah besar, mungkin mereka akan jadi aktivis lingkungan yang handal, atau setidaknya, tidak akan panik saat ada gajah minta gula merah di depan rumah.
"Semoga ke depannya, generasi muda lebih cinta alam dan satwa," tutup Afni. Mungkin sambil membayangkan masa depan di mana gajah dan harimau bisa ngopi bareng warga tanpa drama. (kha)