Surat An Najm Ayat 12-18, Jelaskan Mi'raj Rasulullah ke Sidratul Muntaha

Surat An Najm Ayat 12-18, Jelaskan Mi'raj Rasulullah ke Sidratul Muntaha
Isra Miraj

WARTASULUH.COM- Perjalanan Isra Mi'raj yang dilakukan Nabi Muhammad SAW diabadikan dalam beberapa ayat Al-Qur'an. Termasuk dalam surat An Najm ayat 12-18.

Surat An Najm adalah surat ke-53 dalam Al-Qur'an. An Najm tergolong dalam surat Makkiyah dan terdiri dari 62 ayat. An Najm artinya bintang dan diambil dari kata An Najm yang tertulis pada ayat pertama surat ini.

Secara umum, surat An Najm menceritakan tentang kekuasaan Allah SWT yang meliputi langit dan bumi. Surat ini juga menjelaskan kehidupan dan perkara ghaib di dunia dan di akhirat. Beberapa ayat dalam surat ini juga secara detail menjelaskan tentang peristiwa Isra Mi'raj, khususnya Miraj yakni perjalanan agung Rasulullah SAW menuju langit ketujuh hingga ke Sidratul Muntaha.

Peristiwa Miraj ini dijelaskan melalui ayat 12-18 surat An Najm.

Surat An-Najm Ayat 12-18

Berikut bacaan surat An Najm ayat 12-18 dalam tulisan arab, latin dan artinya.

Surat An-Najm ayat 12

أَفَتُمَٰرُونَهُۥ عَلَىٰ مَا يَرَىٰ

Arab-Latin: A fa tumārụnahụ 'alā mā yarā

Artinya: Maka apakah kaum (musyrik Mekah) hendak membantahnya tentang apa yang telah dilihatnya?

Surat An-Najm ayat 13

وَلَقَدْ رَءَاهُ نَزْلَةً أُخْرَىٰ

Arab-Latin: Wa laqad ra`āhu nazlatan ukhrā

Artinya: Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain,

Surat An-Najm ayat 14

عِندَ سِدْرَةِ ٱلْمُنتَهَىٰ

Arab-Latin: 'inda sidratil-muntahā

Artinya: (yaitu) di Sidratil Muntaha.

Surat An-Najm Ayat 15

عِندَهَا جَنَّةُ ٱلْمَأْوَىٰٓ

Arab-Latin: 'indahā jannatul-ma`wā

Artinya: Di dekatnya ada surga tempat tinggal.

Surat An-Najm Ayat 16

إِذْ يَغْشَى ٱلسِّدْرَةَ مَا يَغْشَىٰ

Arab-Latin: Iż yagsyas-sidrata mā yagsyā

Artinya: (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratil Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya.

Surat An-Najm Ayat 17

مَا زَاغَ ٱلْبَصَرُ وَمَا طَغَىٰ

Arab-Latin: Mā zāgal-baṣaru wa mā ṭagā

Artinya: Penglihatannya (muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya.

Surat An-Najm Ayat 18

لَقَدْ رَأَىٰ مِنْ ءَايَٰتِ رَبِّهِ ٱلْكُبْرَىٰٓ

Arab-Latin: Laqad ra`ā min āyāti rabbihil-kubrā

Artinya: Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar.

Tafsir Surat An Najm Ayat 12-18

Merujuk pada Tafsir Ibnu Katsir, kisah dalam ayat ini terjadi di malam Isra Miraj.

Abdullah ibnu Mas'ud telah meriwayatkan sehubungan dengan firman-Nya dalam surat An Najm ayat 9 tentang pertemuan Rasulullah SAW dengan Malaikat Jibril. "Maka jadilah dia dekat (pada Muhammad sejarak) dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi).' (QS An Najm:9)

Rasulullah SAW bersabda,

'Aku telah melihat Malaikat Jibril yang memiliki enam ratus sayap.'

Dari Aisyah r.a. yang mengatakan bahwa awal kejadian yang dialami oleh Rasulullah SAW ialah beliau melihat Malaikat Jibril dalam mimpinya di Ajyad. Kemudian beliau keluar untuk suatu keperluan, maka Jibril menyerunya, "Hai Muhammad, hai Muhammad!" Nabi SAW menoleh ke arah kanan dan kiri sebanyak tiga kali, ternyata ia tidak menjumpai seorang manusia pun.

Lalu beliau menengadahkan pandangannya ke langit, tiba-tiba ia melihat Jibril yang melipat salah satu kakinya ke yang lainnya berada di ufuk langit. Jibril berseru, "Hai Muhammad!" Nabi SAW berkata, "Jibril," sedangkan Jibril berusaha menenangkannya, tetapi Nabi SAW lari ketakutan dan bergabung dengan banyak orang, setelah itu ia melihat ke atas lagi dan ternyata tidak melihatnya lagi. Lalu keluar dari kumpulan orang-orang, dan kembali memandang ke langit. Ternyata ia melihatnya kembali, maka Nabi SAW bergabung lagi dengan orang banyak dan tidak lagi ia melihat sesuatu pun. Tetapi bila ia keluar dari kumpulan orang-orang, maka ia melihatnya kembali.

An Najm ayat 16 menjelaskan Nabi Muhammad melihat Jibril ketika Sidratul Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya.

Beberapa hadits menjelaskan Sidratul Muntaha itu diliputi oleh para malaikat seperti halnya burung-burung gagak (yang menghinggapi sebuah pohon), dan Sidratul Muntaha diliputi oleh nur Tuhan Yang Maha Agung, diliputi pula oleh beraneka warna yang hakikatnya tidak diketahui.

Imam Ahmad mengatakan dari Abdullah (yakni Ibnu Mas'ud) yang mengatakan bahwa ketika Rasulullah SAW menjalani Isra, sampailah beliau di Sidratul Muntaha yang ada di langit yang ketujuh. Dari situlah berhenti semua yang naik dari bumi, lalu diambil darinya; dan darinya pula berhenti segala sesuatu yang turun dari atasnya, lalu diambil darinya.

Ketika di Sidratul Muntaha, Rasulullah SAW diberi tiga perkara, yaitu salat lima waktu, ayat-ayat yang terakhir dari surat Al-Baqarah, dan diberi ampunan bagi orang yang tidak mempersekutukan Allah dengan sesuatu pun dari kalangan umatnya, yang semuanya itu merupakan hal-hal yang pasti.

Dari Abu Hurairah yang telah mencerita­kan bahwa ketika Rasulullah SAW menjalani Isra Mi'raj, sampailah beliau di Sidratul Muntaha, lalu dikatakan kepadanya, "Inilah Sidrah," dan tiba-tiba Sidrah diliputi oleh cahaya Tuhan Yang Maha Pencipta, lalu diliputi pula oleh para malaikat yang pemandangannya seperti burung-burung gagak yang menghinggapi sebuah pohon. Maka Allah SWT berbicara kepadanya di tempat itu. Untuk itu Allah SWT berfirman, "Mintalah!"

Ibnu Zaid mengatakan bahwa pernah ditanyakan, "Wahai Rasulullah, sesuatu apakah yang engkau lihat menutupi Sidrah itu?" Nabi SAW menjawab: Aku melihat kupu-kupu emas menutupi Sidratil Muntaha, dan aku melihat pada tiap-tiap daunnya terdapat malaikat yang berdiri seraya bertasbih menyucikan Allah SWT.