Boleh-boleh Saja Memberi Anak Minum Teh, Asalkan Catat Imbauan Dokter Ini

WARTASULUH.COM- Viral di media sosial Instagram sebuah imbauan yang banyak dibagikan netizen untuk tidak memberikan teh pada anak. Memangnya seberpengaruh apa sih dampaknya pada kesehatan anak bila terlalu sering memberi teh?
Spesialis anak dr Ratih Puspita, SpA mengatakan salah satu problem yang muncul dari pemberian teh pada anak adalah kandungan kafein dan tanin di dalamnya. dr Ratih mengatakan sebaiknya anak tidak mengonsumsi kafein yang biasanya ada di teh dan kopi.
Kandungan kafein yang ada di dalam teh dapat memicu munculnya masalah jantung berdebar pada anak.
“Kalau jantung berdebar-debar jatuhnya seperti orang deg-degan, bisa menyebabkan sulit tidur atau anaknya menjadi gelisah," kata dr Ratih ketika dikutip dari detikcom, Sabtu (12/10/2024).
Lalu berkaitan dengan tanin, senyawa tersebut menurut dr Ratih dapat berdampak besar dalam proses penyerapan zat besi pada tubuh. Kebiasaan memberi teh pada anak setelah makan, khususnya makanan tinggi zat besi, membuat zat besi tidak dapat diserap dengan baik.
Hal ini akhirnya membuat anak lebih berisiko mengalami kekurangan zat besi. Padahal kandungan zat besi masih sangat dibutuhkan oleh anak di masa pertumbuhan.
"Kalau tanin itu menghambat penyerapan zat besi jadi kalau zat besi itu salah satu fungsinya adalah untuk pembentukan sel darah merah. Kalau dikonsumsi jangka panjang, maka penyerapan zat besi terganggu, akhirnya anak dapat mengalami anemia," ujar dr Ratih.
"Selain efek pada darah tadi, zat besi memiliki punya banyak sekali fungsi misalnya untuk pengecapan, kognitif, dan sebagainya," sambungnya.
Aturan Minum Teh untuk Anak
Meski begitu, orang tua tidak perlu khawatir berlebih dan menghindarkan anak dari teh sepenuhnya. Selama teh diberikan dalam porsi yang wajar dan mengikuti aturan yang ada, maka anak masih boleh mengonsumsinya.
Lantas bagaimana aturannya? Spesialis gizi dr Raissa E Djuanda, MGizi, SpGK, AIFO-K, FINEM menjelaskan orang tua bisa memberikan jeda antara minuman teh dan makan berat setidaknya 1-2 jam.
Selain itu jangan memberi anak teh apabila baru saja mengonsumsi makanan tinggi zat besi. Beberapa jenis makanan tinggi zat besi meliputi daging merah, sayuran hijau atau berdaun gelap, hingga kacang-kacangan.
"Jika ingin diberikan kepada anak, sebaiknya pilih teh yang tidak terlalu pekat atau pilih teh yang kandungan taninnya lebih sedikit contohnya green tea," ucap dr Raissa dihubungi terpisah.
"Untuk meningkatkan penyerapan zat besi, bisa disertakan makanan yang tinggi kadar vitamin C-nya, contohnya jeruk, kiwi, dan strawberry," tandasnya.