Mahkota Sultan Siak Dihadirkan di Pameran Pembangunan Hari Jadi ke-68 Provinsi Riau pada 7–10 Agustus 2025

Mahkota Sultan Siak dihadirkan di pameran pembangunan Hari Jadi ke-68 Provinsi Riau pada 7–10 Agustus 2025 di Jalan Sultan Syarif Kasim, Pekanbaru, tepatnya di depan Masjid Raya Annur.

Mahkota Sultan Siak Dihadirkan di Pameran Pembangunan Hari Jadi ke-68 Provinsi Riau pada 7–10 Agustus 2025
Mahkota Sultan Siak dihadirkan di pameran pembangunan Hari Jadi ke-68 Provinsi Riau pada 7–10 Agustus 2025 di Jalan Sultan Syarif Kasim, Pekanbaru, tepatnya di depan Masjid Raya Annur. FOTO: Diskominfotiks Riau

WARTASULUH.COM, PEKANBARU - Mahkota Sultan Siak dihadirkan di pameran pembangunan Hari Jadi ke-68 Provinsi Riau pada 7–10 Agustus 2025 di Jalan Sultan Syarif Kasim, Pekanbaru, tepatnya di depan Masjid Raya Annur.

Mahkota Sultan Siak akan dipamerkan bersama dua artefak lainnya, yakni pin dan pedang peninggalan Sultan Siak.

Ketua Panitia Pameran Hari Jadi ke-68 Provinsi Riau yang juga Kepala Dinas Pariwisata Riau, Roni Rahmat, menyampaikan kehadiran Mahkota Sultan Siak menjadi daya tarik utama pameran tahun ini. 

“Pameran tahun ini sangat luar biasa karena untuk pertama kalinya mahkota, pin, dan pedang Sultan Siak kembali ke Riau setelah sekian lama,” ujarnya, Rabu (6/8/2025).

Menurut Roni, sepanjang pengetahuannya, ini merupakan kali pertama masyarakat Riau dapat melihat langsung ketiga benda pusaka tersebut. 

Ia menyebutkan, pameran akan dibuka setiap hari mulai pukul 14.00 hingga 20.00 WIB.

Pihak Museum Nasional Indonesia telah memberikan izin peminjaman benda-benda pusaka ini dengan prosedur keamanan yang ketat. 

“Saat ini saya masih berada di Museum Nasional. Mahkota, pin, dan pedang sedang dalam proses pengepakan oleh petugas. Insya Allah besok akan tiba di Pekanbaru dan langsung disambut dalam prosesi adat di Balai Adat LAMR,” ujar Roni.

Mahkota Sultan Siak dibawa ke Jakarta pada tahun 1945, saat Sultan Syarif Kasim II menyerahkan simbol-simbol kebesaran kerajaan kepada pemerintah Republik Indonesia sebagai bentuk dukungan terhadap kemerdekaan. 

Selain mahkota, Sultan Siak juga menyumbangkan dana sebesar satu juta gulden untuk perjuangan negara yang baru merdeka.

Mahkota Sultan Siak merupakan salah satu artefak kerajaan Melayu yang paling megah di Indonesia. 

Dibuat pada abad ke-19, Mahkota Sultan Siak terbuat dari emas, berlian, rubi, zamrud, dan mutiara. Mahkota tersebut memiliki berat 1.803,3 gram, diameter 33 sentimeter, dan tinggi 27 sentimeter.

Kehadiran Mahkota Sultan Siak dalam pameran pembangunan dipandang sebagai momen penting dalam memperkuat kembali jati diri dan kebanggaan masyarakat Melayu Riau terhadap warisan sejarah dan budayanya. (kha)