Ketua Dekranasda Siak Rasidah Alfedri Salurkan Bantuan Program Jumat Berbagi di Mempura

Ketua Dewan Kerajinan Nasional daerah (Dekranasda) Kabupaten Siak Hj Rasidah Alfedri beserta pengurus, turun langsung ke masyarakat untuk melakukan aksi Dekranasda Jumat Berbagi, Jumat (13/8/2021) pagi.

Ketua Dekranasda Siak Rasidah Alfedri Salurkan Bantuan Program Jumat Berbagi di Mempura
Ketua Dewan Kerajinan Nasional daerah (Dekranasda) Kabupaten Siak Hj Rasidah Alfedri beserta pengurus, turun langsung ke masyarakat untuk melakukan aksi Dekranasda Jumat Berbagi, Jumat (13/8/2021) pagi.

WARTASULUH.COM, SIAK - Ketua Dewan Kerajinan Nasional daerah (Dekranasda) Kabupaten Siak Hj Rasidah Alfedri beserta pengurus, turun langsung ke masyarakat untuk melakukan aksi Dekranasda Jumat Berbagi, Jumat (13/8/2021) pagi. Mereka mengunjungi rumah warga di Sei Mempura, Tambak Rejo dan Benteng Hulu kecamatan Mempura untuk berbagi sembako kepada kaum dhuafa, lansia miskin dan lain-lain. 

"Program Jumat Berbagi merupakan salah satu bentuk kepedulian kita terhadap sesama, dengan berbagi kita juga dapat merasa lebih bersyukur atas nikmat dan rezeki yang telah kita dapatkan. selain itu kita juga dapat merasakan kebahagiaan tersendiri disaat kita dapat membantu orang lain. Semoga saja bisa menginspirasi orang lain yang memiliki kelebihan rezeki untuk peduli kepada orang yang membutuhkan bantuan," kata Rasidah. 

Nek Nuteh (83), warga Benteng Hulu terlihat senang. Entah rmimpi apa ia tadi malam, tiba-tiba rumah tuanya didatangi banyak tamu. Wanita lansia yang tinggal di Kampung Benteng Hulu, Kecamatan Mempura, mendapat kunjungan Ketua Dekranasda Siak Hj. Rasidah Abdulgani serta ibu-ibu pengurus lainnya. 

Dikunjungi ibu-ibu istri pejabat Siak  itu tak ayal membuat wanita lanjut usia itu tampak terharu bahagia. Selanjutnya Nek Nuteh mempersiapkan tamunya masuk kerumahnya. 

Nek Nuteh tinggal di sana sudah lebih dari belasan tahun seorang diri. Dia sebatang kara sejak suami dan anaknya meninggal dunia. “Suami dan anak saya sudah lama meninggal,” ucap Nek Nuteh kepada Rasidah. 

Karena pendengaran Nek Nuteh kurang baik, makanya Rasidah sering mengulang-ulang pertanyaannya. Ia mengaku dirinya masih memiliki sanak keluarga di Dayun, namun keluarganya tersebut jarang menemuinya.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, ia mengandalkan uang pensiunan suaminya  yang dulu pernah bekerja di beacukai Siak, sekitar 600 ribu rupiah per bulannya.

Untuk mengambil uang pensiun itu, dirinya pun harus berjalan kaki dan terkadang diantar tetangga, kemudian naik sampan menyebrangi sungai siak karena kantor pos  berada di kecamatan Siak. 

Untuk membersihkan rumah, memasak dan pekerjaan rumah lainnya pun dikerjakannya seorang diri. Padahal, wanita seusianya sudah selayaknya menikmati kehidupan dengan tenang dan damai bersama anak dan cucu. 

Mendengar penuturan dari seorang wanitia tua itu, Rasidah dan ibu-ibu yang hadir tak kuasa menahan butir-butir air mata yang mulai membasahi. Sesekali istri Alfedri itu mengusap air matanya dengan tisu. 

Itulah sebabnya kenapa ia repot-repot untuk datang langsung mengunjungi rumah rumah warga yang perlu dibantu. Sebab kata dia, dengan berbagi ada kebahagiaan tersendiri di saat bisa membantu atau peduli kepada orang lain. (inf)