Apa Itu Penyakit Antraks yang Sedang Marak di Gunungkidul?

Apa Itu  Penyakit Antraks yang Sedang Marak di Gunungkidul?

WARTASULUH.COM- Kasus antraksdi Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) telah menyebabkan tiga orang meninggal dunia sejak Mei hingga Juni 2023. 

Selain itu, Kementrian Kesehatan RI mengungkapkan bahwa saat ini lebih dari 80 orang dinyatakan seropositif antraks. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dr Imran Pambudi mengatakan saat ini ada 125 orang yang diberikan pengobatan profilaksis, 87 di antaranya berstatus seropositif. 

Ini 2 Fakta tentang Gisella PR Seropositif adalah pasien yang pernah terpapar antraks, tetapi tanpa gejala klinis karena di dalam tubuhnya sudah terbentuk antibodi. 

"Jadi, 87 orang itu adalah yang seropositif tanpa gejala. Oleh karena itu tidak bisa kami masukkan ke dalam katagori positif antraks. Inilah orang-orang yang akan diberikan pengobatan profilaksis," ujarnya pada konferensi pers secara daring, Kamis (6/7), dikutip dari laman resmi Kemenkes. 

Kemenkes mengimbau agar Dinas Kesehatan DIY untuk mewaspadai antraks pada manusia dan mencegah penyebaran ke daerah lain.

Antraks adalah suatu penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis. Antraks umumnya menyerang hewan herbivora seperti sapi, kambing, domba, yang dapat menular ke manusia. Bakteri penyebab antraks ini apabila kontak dengan udara akan membentuk spora yang sangat resisten terhadap kondisi lingkungan dan bahan kimia tertentu. Spora ini dapat bertahan sampai lebih dari 40 tahun di tanah.

Spora Antraks dapat menular ke hewan ternak dan manusia bisa terinfeksi jika mengkonsumsi hewan ternak tersebut dan juga dapat langsung masuk ke tubuh manusia lewat luka pada tubuh.

Untuk mencegah penularan, ada sejumlah gejala antraks pada hewan ternak yang perlu diwaspadai. Direktur Kesehatan Hewan, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian drh Nuryani Zainuddin mengatakan gejala klinis antraks pada hewan berupa demam tinggi pada awal infeksi, gelisah, kesulitan bernapas, kejang, rebah, dan berujung kematian. Gejala lain yang biasa terjadi seperti perdarahan di lubang hidung dan mulut hewan. Tidak jarang hewan ternak mengalami kematian mendadak tanpa menunjukkan gejala klinis. 

"Hewan yang mati akibat penyakit ini perlu dibakar atau dikubur untuk mencegah penularan. Tidak boleh dibedah atau disembelih," katanya. 

Penyakit antraks merupakan penyakit yang tidak dapat dibebaskan, tetapi hanya dapat dikendalikan karena dia membentuk spora di tanah dan di lingkungan. Ada beberapa pencegahan yang dapat dilakukan terhadap hewan ternak, yaitu melalui vaksinasi, melakukan kontrol lalu lintas hewan ternak, dan tindakan disposal pada hewan terinfeksi.