Merasa Tak Dihargai, Pengurus Koperasi KNES Memilih WO saat RDP dengan Komisi II DPRD Riau

Merasa Tak Dihargai, Pengurus Koperasi KNES Memilih WO saat RDP dengan Komisi II DPRD Riau
Dewan Pembina KNES, Suparman merasa kesal atas sikap indisipler pimpinan dan anggota Komisi II DPRD Riau. (Foto: arifin)

WARTASULUH.COM, PEKANBARU - Sikap Walk Out (WO) dilakukan oleh pengurus Koperasi Nenek Eno Senama Nenek (KNES) dari Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi II DPRD Riau, Rabu (8/10/2025). Merasa tidak dihargai, dikomandoi Ketua dewan pembina KNES, Suparman, mereka meninggalkan ruang Medium Gedung DPRD Riau. 

"Jauh-jauh dengan senang hati kami datang memenuhi undangan Komisi II DPRD Riau untuk hearing, tapi yang kami dapatkan hanya kekecewaan. Dalam undangan rapat dilaksanakan pukul 13.30. Kami sudah hadir sejak pukul 13.00 WIB. Tapi hingga pukul 14.00 WIB rapay belum dimulai juga. Ini artinya mereka kan tidak disiplin. Kami merasa tidak dihargai," ketus politisi Golkar yang pernah jadi Ketua DPRD Riau tersebut. 

Peristiwa itu terjadi sesaat sebelum Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi II DPRD Riau dengan KNES dimulai, saat Suparman mempertanyakan kepada pimpinan sidang apakah Komisi II DPRD Riau sudah quorum apa belum.

Menjawab hal itu, Sekretaris Komisi II DPRD Riau, Androy Ade Rianda, mengatakan bahwa anggota Komisi II DPRD Riau lainnya masih punya kesibukan di dapil masing-masing. Suparman kemudian menyela perkataan Androy mengenai tata tertib (tatib) dewan apakah sudah berubah atau seperti apa.

"Saya 15 tahun berada di gedung DPRD Riau ini. Berarti undangan rapat hari ini dilakukan tanpa rapat sebelumnya. Harusnya, sebelum kita mengundang, samggup ndak kita menghadiri rapat. Semua jenis rapat sama," terang Suparman.

Tak mendapat jawaban yang pas dari Androy, akhirnya Suparman dan pengurus koperasi KNES memilih walk out dari ruang paripurna menuju halaman parkir DPRD Riau.

Selain molor waktu, yang menambah kesalnya mantan Bupati Rohul ini, adalah pernyataan pimpinan rapat yang menyatakan bahwa anggota DPRD Riau punya kesibukan di dapil masing-masing.

"Berarti undangan rapat hari ini dilakukan tanpa rapat sebelumnya. Seharusnya mereka rapat sesuai mekanisme di DPRD Riau ini. Sebelum mengundang kita terlebih dahulu memberi tahu anggota. Sanggup ndak kita menggelar rapat ini. Semua jenis rapat sama, kehadiran wakil rakyat itu 50 persen plus 1," tegas Suparman.

Dalam kesempatan itu, Suparman juga menanggapi soal keberadaan 'centeng' pemuda Flores yang berjaga di kawasan koperasi KNES sehingga para anggota Koperasi Produsen Pusaka Senama Nenek (Koposan) merasa dihadang. 

"Koperasi KNES itu punya badan hukum, negara kita negara hukum. Kalau ada non prosedural, kalau ada hal-hal yang bertentangan dengan hukum, laporkan dong. Bahwa koperasi KNES mengerahkan preman, laporkan," tantangnya.

Di sisi lain, anggota Komisi II DPRD Riau, Raja Jayadinata menyayangkan sikap WO yang diambil pengurus KNES. Sikap itu seharusnya tidak perlu dilakukan. 

"Kami tadi sebenarnya sudah stay jam 13.00 WIB. Namun menunggu teman-teman yang lain datang dari dapilnya ditambah lagi perpindahan ruangan dari ruang Komisi II ke ruang Medium DPRD Riau, jadi hanya molor sekitar 15 menit. Seharusnya jangan lah sampai WO, bersama-sama menjaga marwah DPRD Riau," ucap anggota DPRD Riau dapil Kampar ini.

Raja menambahkan, sebagai senior Suparman harusnya mengerti dan memahami hal ini. Pun demikian pihaknya tidak perlu memperkeruh keadaan. "Kami tidak mempermasalahkan hal itu. Karena kita sifatnya hanya mendengar aspirasi. Jadi di tempat ini silahkan bagi yang mau hadir tidak pun silahkan. Kami tetap berlanjut dengan teman teman OPD dan pihak PTPN IV, supaya masalah ini cepat terselesaikan," ujarnya.

Dalam RDP bersama OPD dan PTPN IV itu ucap Raja, masalah klaim lahan antara Koperasi Produsen Pusaka Senama Nenek (Koposan) dan KNES ini harus segera diselesaikan. "Karena kalau berlarut-larut masyarakat yang jadi korban," ucap politisi Golkar tersebut.(Rik)