Angka Prevalensi Stunting Riau 3,29 Persen, Hasil Penimbangan Balita Serentak di Seluruh Puskesmas
Angka Prevalensi Stunting atau tengkes di Provinsi Riau pada tahun 2025 hanya 3,29 Persen, hasil penimbangan Balita serentak di seluruh Puskesmas sepanjang Agustus 2025, berdasarkan data yang diinput dari 12 kabupaten dan kota se-Riau.

WARTASULUH.COM, PEKANBARU – Angka Prevalensi Stunting atau tengkes di Provinsi Riau pada tahun 2025 hanya 3,29 Persen, hasil penimbangan Balita serentak di seluruh Puskesmas sepanjang Agustus 2025, berdasarkan data yang diinput dari 12 kabupaten dan kota se-Riau.
Capaian ini jauh melampaui target yang ditetapkan oleh pemerintah provinsi tahun ini.
"Hasil ini membuktikan bahwa intervensi yang kita lakukan secara masif membuahkan hasil signifikan," ungkap Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Yane, Minggu (21/9/2025).
Sebagai perbandingan, pada tahun sebelumnya (2024), prevalensi tengkes Riau berdasarkan survei Kementerian Kesehatan masih berada di angka 20,1 persen.
Pemerintah Provinsi Riau menetapkan target penurunan hingga 15 persen untuk tahun 2025. Namun, realisasi di lapangan justru melampaui harapan dengan capaian yang hanya 3,29 persen.
"Ini adalah pencapaian luar biasa berkat kerja sama semua pihak. Mulai dari pemerintah kabupaten dan kota, provinsi, hingga dukungan dari pusat, semuanya bekerja sinergis," tambah Yane, mengapresiasi kolaborasi lintas sektor yang berhasil dilakukan.
Penurunan drastis ini tidak terlepas dari program prioritas yang digalakkan, yaitu Pengukuran dan Penimbangan Balita Serentak, serta pemberian Vitamin A secara masal.
Program ini merupakan tindak lanjut dari Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (Rakor TPPS) Provinsi Riau tahun 2025.
Berdasarkan data terbaru hingga 12 September 2025, tercatat sudah 339.618 balita atau 89,76 persen dari total sasaran yang berhasil diukur dan ditimbang.
Data ini telah diinput secara komprehensif ke aplikasi Sigizikesga, yang menjadi sumber utama validasi.
Dari total balita yang diukur tersebut, ditemukan hanya 10.011 balita yang mengalami stunting (3,29 persen).
Selain itu, tercatat 9.684 balita mengalami wasting (3,14 persen) dan 13.388 balita mengalami underweight (4,39 persen). Data ini menunjukkan penurunan yang tajam di semua indikator gizi buruk.
"Ke depan, kami akan terus memperkuat kolaborasi lintas sektor agar angka stunting di Riau bisa terus ditekan bahkan mendekati nol. Harapannya, generasi Riau tumbuh sehat, cerdas, dan siap bersaing di masa depan," pungkas Yane, menegaskan komitmen Pemprov untuk kesehatan generasi muda. (kha)