14 Anak di Pekanbaru Menderita Stunting, Ini Upaya Pemko Pekanbaru untuk Turunkan Pravelensi hingga 10 Persen

Sebanyak 14 anak atau balita di Kota Pekanbaru menderita stunting, berdasarkan hasil sementara Survei Kesehatan Indonesia. Untuk itu, Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru sangat berkomitmen untuk menurunkan angka prevalensi stunting hingga 10 persen pada tahun 2023. 

14 Anak di Pekanbaru Menderita Stunting, Ini Upaya Pemko Pekanbaru untuk Turunkan Pravelensi hingga 10 Persen
Sebanyak 14 anak atau balita di Kota Pekanbaru menderita stunting, berdasarkan hasil sementara Survei Kesehatan Indonesia. Untuk itu, Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru sangat berkomitmen untuk menurunkan angka prevalensi stunting hingga 10 persen pada tahun 2023.  FOTO: Diskominfotik Pekanbaru

WARTASULUH.COM, PEKANBARU - Sebanyak 14 anak atau balita di Kota Pekanbaru menderita stunting, berdasarkan hasil sementara Survei Kesehatan Indonesia. Untuk itu, Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru sangat berkomitmen untuk menurunkan angka prevalensi stunting hingga 10 persen pada tahun 2023. 

"Dari 500 sampel, anak stunting sebanyak 14 orang atau 3,12 persen. Dengan hasil survei nanti, kami harapkan angka stunting di bawah 10 persen. Sebab, angka stunting Riau masih 17 persen," kata Sekretaris Daerah Kota (Sekdako) Pekanbaru Indra Pomi Nasution, Rabu (27/9/2023). 

Pada 2022, survei ini berjalan demikian saja. Karena, enumerator (orang yang melakukan survei) dari mahasiswa Poltekes. 

"Sehingga, angka stunting Pekanbaru mengalami peningkatan sekitar 6 persen," ucap Indra Pomi Nasution. 

Pencegahan stunting dilakukan demi meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Kota Pekanbaru.

"Kami sangat perhatian dengan stunting ini. Saat ini, Pekanbaru sedang menjalani Survei Kesehatan Indonesia," kata Sekretaris Daerah Kota (Sekdako) Pekanbaru Indra Pomi Nasution, Rabu (27/9/2023). 

Sejumlah upaya sudah dilakukan Pemko Pekanbaru untuk menurunkan angka stunting, di bawah kepemimpinan Pj Wali Kota Pekanbaru, Muflihun.

"Salah satunya yang kita lakukan adalah dengan mendeklarasikan Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS). Dimana setiap satu penjabat OPD di Pemko Pekanbaru, mengasuh satu atau dua anak yang terindikasi stunting di Kota Pekanbaru," ungkap Indra Pomi Nasution.

Program BAAS ini berjalan sekitar awal tahun 2023 lalu. Program BAAS berlangsung selama enam bulan, dimana setiap bulannya bapak asuh akan memberikan bantuan berupa pangan bergizi kepada anak-anak asuhnya.

"Ada susu, telur, beras dan lainnya," jelas Indra Pomi Nasution.

Selain itu, Pemko Pekanbaru melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Disdalduk KB) juga memiliki program pembinaan kepada warga mulai dari masa calon pengantin hingga perawatan balita. Pembinaan juga dilakukan oleh Dinas Kesehatan dengan mengerahkan tenaga pendamping di Posyandu dan layanan kesehatan.

Pemko Pekanbaru mengajak semua OPD dan bahkan pihak swasta dalam penanganan stunting demi terwujudnya Kota Pekanbaru yang dicita-citakan.

Hingga saat ini, Pemko Pekanbaru terus berkomitmen untuk mencegah kelahiran stunting dan pertumbuhan bayi stunting di Kota Pekanbaru. Sehingga, SDM Kota Pekanbaru akan menjadi generasi sehat dan berprestasi serta berdaya saing tinggi untuk mewujudkan Kota Pekanbaru yang lebih maju.

Saat kunjungan Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy pada 19 Mei 2023, Pemko Pekanbaru meminta survei stunting ini harus berkolaborasi dengan Pemko Pekanbaru. 

Berkat tindak lanjut dari Menko PMK Muhadjir Effendy, enumerator yang berjumlah 28 orang sudah diberikan pemahaman agar hati-hati menyatakan seorang anak itu penderita stunting. 

"Jangan hanya berdasarkan pengukuran tinggi badan dan berat badan," ucap Indra Pomi. 

Laporan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pekanbaru Dokter Zaini Rizaldy, survei ini dilaksanakan selama 52 hari. Sebentar, survei akan berakhir. Anak sekitar 750 anak diambil sampel. (kha)