UIR dan DAAD Jerman Laksanakan Pengabdian Masyarakat Berbasis Kearifan Lokal

UIR dan DAAD Jerman Laksanakan Pengabdian Masyarakat Berbasis Kearifan Lokal
Foto bersama di Dermaga Tepian Mahligai. UIR dan DAAD berkolaborasi melaksanakan pengabdian masyarakat. (Foto: humas UIR)

WARTASULUH.COM, PEKANBARU - Pengabdian Masyarakat merupakan salah satu rangkaian kegiatan yang ada di dalam proyek kolaboratif Universitas Islam Riau (UIR) bersama dua universitas di Jerman yaitu Universitat der Bundeswehr Munchen dan Fachhochschule Dortmund. Dua universitas itu dinaungi salah satu organisasi pemerintah Jerman yang berfokus pada pendidikan, beasiswa dan pertukaran mahasiswa bernama Deutscher Akademischer Austauschdienst (DAAD).

Pengabdian masyarakat tersebut dilaksanakan di salah satu Desa Binaan UIR yang terletak di Desa Wisata Pulau Gadang, Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar, Minggu (25/9/2022). 

Hadir Dalam acara tersebut jajaran pimpinan UIR Wakil Rektor 1 Dr H Syafhendry MSi, Wakil Rektor 2 Dr Firdaus AR SE MSi AK.CA, Wakil Rektor 3 Dr Admiral SH MH, Direktur PPS UIR Prof Dr H Yusri Munaf SH MHum, Dekan FEB Dr Eva Sundari SE MM CRBC, Kepala IO Dr Rendi Prayuda SIP MSi serta dua mahasiswa asal Jerman Maximilian Seyfarth dan Julius Harder.

Rektor UIR, Prof Dr H Syafrinaldi SH MCL mengapresiasi masyarakat Desa Pulau Gadang yang diwakili oleh Kepala Desa Syofian SH MH atas penyambutan hangat dengan berbagai rangkaian upacara adat yang digelar 

“Hari ini merupakan hari yang istimewa bagi UIR karena kita melaksanakan salah satu instrumen penting dalam proyek kolaboratif kita pada tahun 2022 ini dengan DAAD Jerman yaitu pengabdian masyarakat. Terima kasih  dan apresiasi kami kepada masyarakat desa Pulau Gadang atas jamuan hangat  yang telah diberikan kepada rombongan kami,” ungkap Syafrinaldi. 

Dalam kegiatan pengabdian masyarakat yang berlangsung selama satu hari, Rektor UIR beserta rombongan disambut masyarakat Desa Pulau Gadang di salah satu objek wisata yang desa tersebut miliki yaitu Dermaga Tepian Mahligai. Penyambutan dilakukan pewat tari persembahan yang dibawakan pemuda - pemudi setempat.

Setelah beberapa saat menikmati suasana di Dermaga Tepian Mahligai rombongan lalu melanjutkan perjalanan dengan diarak ke salah satu rumah adat yang ada di desa tersebut yang berjarak lebih kurang sekitar 5 kilometer. 

Sesampainya di rumah adat yang dituju, rombongan UIR disambut dengan atraksi pencak silat yang dilakukan oleh warga sebelum akhirnya dipersilahkan masuk untuk menikmati tradisi jamuan makan khas Desa Pulau Gadang yaitu Bajambau. 

“Saya sangat kagum dengan kebudayaan Desa ini,” ujar Maximilian 

Setiap melihat sudut - sudut Desa Pulau Gadang, mata akan dimanjakan dengan berbagai ornamen serta simbol-simbol seperti atap rumah, bangunan, tradisi, dan adat istiadat yang begitu kental unsur kebudayaan Minang nya. Karena tidak dipungkiri dekatnya letak geografis Desa Pulau Gadang yang berbatasan langsung dengan provinsi tetangga yaitu Sumatera Barat membuat segala aspek hingga adat istiadat dan bahkan bahasa dari masyarakat Desa Pulau Gadang sangat dipengaruhi oleh kebudayaan Minang. (rilis)

Editor. : Lestari