Studi: Botol Plastik di Tempat Panas Bisa Tercemar Mikroplastik dan Bahan Kimia

WARTASULUH.COM- Kita sering membawa botol plastik berisi air ke mana-mana. Namun, botol ini kerap diletakkan sembarangan, terutama di tempat panas seperti di dalam mobil dan dibiarkan begitu saja dalam waktu lama. Ternyata, menurut penelitian, kebiasaan ini bisa membuat air di dalamnya tercemar mikroplastik hingga bahan kimia berbahaya.
Dikutip dari Food & Wine, studi yang dimuat dalam Journal of Hazardous Materials Letters mengungkap bahwa meninggalkan botol plastik di suhu tinggi dapat memicu pelepasan miliaran partikel mikroplastik ke dalam air.
Hal ini dikarenakan paparan panas dan sinar UV yang masuk ke dalam botol bisa mempercepat penguraian plastik. Akibatnya, partikel-partikel di dalamnya jadi lebih mudah terlepas dan bercampur ke dalam air.
Dalam penelitian tersebut, para ahli mengkaji dampak paparan panas dan sinar UV pada empat jenis plastik yang umum dipakai untuk botol dan kemasan; seperti polystyrene (PS), polypropylene (PP), low-density polyethylene (LDPE), dan high-density polyethylene (HDPE).
Hasilnya, semua jenis plastik tersebut mengalami kerusakan dan melepaskan miliaran partikel mikroplastik ke dalam air. Sebaliknya, botol yang disimpan di suhu dingin, seperti di kulkas, hampir tidak mengeluarkan partikel sama sekali. Paparan mikroplastik ini dapat berpotensi membahayakan kesehatan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan University of California dan dipresentasikan pada Nutrition 2025, uji coba pada tikus menunjukkan kalau mikroplastik yang tertelan lewat makanan dan minuman dapat merusak organ hati dengan memengaruhi metabolisme glukosa.
Sementara itu, tim dari University of Florida juga pernah melakukan penelitian terkait dampak paparan suhu panas pada botol air. Penelitian ini diterbitkan di Journal of Environmental Pollution dengan melibatkan 16 merek air kemasan botol plastik yang disimpan pada suhu 158 derajat Fahrenheit selama empat minggu.
Hasilnya, botol plastik yang disimpan pada suhu tinggi dapat melepaskan bahan kimia berbahaya. Selama periode tersebut, kadar antimon dan BPA dalam air diketahui meningkat. Para peneliti bahkan menyebut temuan ini sebagai “skenario terburuk” dalam konsumsi manusia.
Atas hasil tersebut, profesor ilmu tanah sekaligus penulis utama studi, Lena Ma, memperingatkan agar air kemasan tidak disimpan terlalu lama di tempat panas, seperti di garasi atau di dalam mobil saat cuaca terik.
“Jika air disimpan terlalu lama, hal itu bisa menjadi masalah,” ujar Lena, seperti dikutip dari University of Florida.
Jadi, mulai sekarang jangan sepelekan kebiasaan meninggalkan botol plastik di tempat panas. Sebaiknya, simpan botol air atau air kemasanmu di tempat sejuk agar tetap terjaga kualitasnya.