CDO Ekadura Ikut Rapat Rencana Pembangunan Jembatan Ujung Batu

CDO Ekadura Ikut Rapat Rencana Pembangunan Jembatan Ujung Batu
Rapat rencana pembangunan jembatan baru penghubung jalan lintas Ujung Batu - Pasir Pengaraian. (Foto: toat)

WARTASULUH.COM, UJUNGBATU - PT Ekadura menghadiri rapat rencana pembangunan jembatan baru penghubung jalan lintas Ujung Batu - Pasir Pengaraian, Senin (28/4/2025) di kantor Camat Ujungbatu. Jalan perusahaan PT Ekadura bakal terdampak dari rencana pembangunan jembatan tersebut. 

Rapat yang digelar Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau tersebut untuk mempercepat pembangunan jembatan mengganti jembatan yang lama karena mengalami kemiringan karena banjir. 

Hadir Kepala Dinas Perhubungan Riau Andi Yanto, Plt Kepala Dinas PU Rokan Hulu Zulfikri, Camat Ujungbatu Rio Pratama Putra, Ka UPT 4 Rio AP Bhabinsa Ujungbatu Zulhairi perwakilan Dirlantas Polda Riau AKBP Dasril, Panit Lantas Ujungbatu Aiptu Rudi Karmani, Rio Naldi Kabid Lalin Provinsi Riau perwakilan PT SAI Refdi dan tokoh pemuda Tepi Air Andi

Andi Yanto mengatakan, akan adanya perbaikan jembatan mulai 2 Mei 2025. Perbaikan itu berakibat akses jalan ditutup total. "Perbaikan memakan waktu kurang lebih 7 bulan dengan pagu anggaran Rp3.324.183.000. Jalan akan dialihkan menuju kota lama melewati PT Ekadura dan PT SAI untuk kendaraan roda 4 atau lebih," ungkap Andi Yanto. 

Sementara kendaran roda 2 bisa melewati jembatan gantung yang ada di Desa Lubuk dan Lubuk Bendahara Timur dan jembatan 

Desa Kembang Damai - Desa Kota Intan

CDO PT Ekadura, Ginanjar mengatakan pihaknya siap membatu pemerintah untuk kelancaran kendaraan umum melewati perusahaan. Pihaknya juga meminta kepada pemerintah untuk membantu melarang kendaraan yang mengangkut buah melebihi kapasitas tonase. "Karena sebelumnya juga sudah ada rapat disini dan kita melarang kendaraan yang muatan buah sawit yang bukan punya kita," ujar Ginanjar. 

Ditegaskan Ginanjar pihaknya melarang kendaraan dengan muatan melebihi tonase 12 sampai 15 ton. "Kami tidak membolehkan kendaraan bertonase di atas 12 sampai 15 ton. Bagi perusahaan yang tidak mau ikut membantu perbaikan jalan itu menjadi catatan kami. Jadi kita mohon kepada pemerintah supaya atau membatu perusahaan lain untuk membantu kita memperbaiki jalan yang berlobang," pintanya. 

Diakuinya semenjak adanya larangan galian walaupun itu untuk perbaikan jalan, perusahaan tak berani untuk menimbun memakai sirtu. "Yang kita lakukan saat ini hanya menimbun dengan apa adanya. Untuk itu kami minta dan pemerintah Kabupaten Rohul supaya menyurati perusahaan yang melewati jalur alternatif untuk membantu perbaikan jalan," tutupnya. (Toat)