Teknologi Steamflood Enhanced Oil Recovery PHR, Asa Baru Pejuang Migas di NDD A14

Teknologi steamflood, kata Achmad Riyanto, merupakan inovasi anak bangsa dalam mengembangkan teknologi di sektor minyak dan gas (migas), untuk menjaga ketahanan energi nasional. 

Teknologi Steamflood Enhanced Oil Recovery PHR, Asa Baru Pejuang Migas di NDD A14
ARAHAN - Superintendent Field Operations Duri 5 PHR, Achmad Riyanto (kanan), sedang memberikan arahan kepada stafnya di lapangan North Duri Development Area 14 (NDD A14), Rabu (8/10/2025). FOTO: Wartasuluh.com/Harismanto

WARTASULUH.COM, BENGKALIS - Siang itu, panas terasa cukup menyengat di lapangan North Duri Development Area 14 (NDD A14), Kabupaten Bengkalis. Sejauh mata memandang, terlihat jajaran Pompa Angguk atau Pump Jack. Gerakan naik-turun pompa itu bagaikan sebuah panggilan untuk mendekat. 

Seakan tak mau kalah, desisan terdengar di sekitar sumur injeksi uap atau steamflood. Seolah-olah, turut menceritakan perjuangan para pejuang minyak dan gas bumi (migas) di Blok Rokan, sejak hampir seabad lalu.  

Mengutip laman Pertamina.com, dalam tulisan berjudul "70 Tahun Lapangan Minyak Duri, Jantung Energi Indonesia yang Tak Pernah Berhenti Berdetak," yang dimuat pada 24 Sep 2024, sejak ditemukan pada tahun 1941 dan mulai berproduksi tahun 1954, kawasan ladang minyak Duri seluas 67,28 km² di Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, telah menghasilkan lebih dari 2,75 miliar barel minyak mentah. 

Produksi minyak fase primer dari lapangan Duri mencapai puncaknya pada 1965, yakni sebesar 65 ribu barel. Seiring dengan penurunan tekanan di reservoir serta karakteristik minyak Duri yang kental (heavy oil), produksinya mulai menurun.

Pada tahun 1975, studi berbagai teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR) mulai dilakukan, termasuk Steamflood (injeksi uap). Tahun 1985, hasil studi Steamflood berhasil menaikkan kembali produksi minyak dari lapangan. Puncaknya pada tahun 1995, lapangan Duri tercatat menghasilkan 302 ribu barel per hari (BOPD), yang kemudian secara alamiah kembali menurun.

Oleh karena itu, setelah alih kelola oleh PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) Regional Sumatera Subholding Upstream Pertamina pada 9 Agustus 2021, berbagai inisiatif eksplorasi dilakukan untuk pengembangan lapangan. Termasuk di lapangan NDD A14. 

Hasilnya, pada 14 Januari 2025, PHR berhasil melaksanakan Put On Injection (POI) pertama pada proyek EOR atau steamflood di NDD A14. Keberhasilan penerapan metode steamflood itu adalah bukti nyata inovasi anak bangsa dalam mengembangkan teknologi di sektor migas, sekaligus menjadi motivasi para pekerja migas untuk terus berkontribusi menjaga ketahanan energi nasional.

"Keberhasilan ini sekaligus menjadi tonggak penting dalam pengembangan lapangan minyak di Zona Rokan. Melalui Steamflood lapangan NDD A14 ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan cadangan dan produksi minyak di Blok Rokan," kata Direktur Utama PHR Ruby Mulyawan pada 7 Februari 2025.

POMPA ANGGUK - Setiap pagi dan sore, selalu ada petugas yang mengecek kondisi Pompa Angguk (Pump Jack) di lapangan Duri. FOTO: Wartasuluh.com/Harismanto

Lapangan NDD A14, menurut Superintendent Field Operations Duri 5 PHR, Achmad Riyanto, merupakan pengembangan area steamflood baru sejak alih kelola ke PHR. Stage-1 meliputi pemboran sebanyak 68 sumur, meliputi 47 sumur produksi (producer), 15 sumur steam injector dan 6 sumur observasi, dengan Peak Production 3.900 BOPD pada Q3 2027.

Stage-2, meliputi 34 sumur produksi, 12 sumur injeksi dan 3 sumur observasi, dengan Peak Production 2.600 BOPD pada Q4 2027.

"Tapi pengembangan area baru, yang pertama untuk steamflood, ya di NDD A14. Jadi lingkup kerjanya adalah pengeboran untuk sumur produksi, injeksi dan semua observasi. Benar-benar membuka wilayah baru. Bangunan jalan, koridor, wellpad, kanal, jembatan, dan pembangunan fasilitas lainnya. Pembangunannya seiring dengan investasi. Alhamdulillah, semuanya sudah POK untuk sumur produksi dan sumur injeksinya juga sudah POI (Put On Injection). Termasuk juga sumur observasinya, sudah selesai. Namun, tetap sekarang ini masih ada aktivitas-aktivitas konstruksi, untuk menyelesaikan fasilitas-fasilitas pendukung," jelas Achmad Riyanto kepada Wartasuluh.com, Rabu (8/10/2025).

Secara keseluruhan, katanya, di lapangan Duri ada 6.200 sumur di lapangan Duri dengan 970 sumur injeksi uap. "Produksinya 44 ribu hingga 45 ribu BOPD," tambah Ahmad Riyanto.

Berbagai inovasi dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasi di tengah tantangan lapangan yang ada. Teknologi steamflood, kata Achmad Riyanto, merupakan inovasi anak bangsa dalam mengembangkan teknologi di sektor minyak dan gas (migas), untuk menjaga ketahanan energi nasional. 

Teknologi ini mencakup injeksi uap ke dalam reservoir di perut bumi, untuk membuat minyak berat (heavy oil) meleleh sehingga lebih mudah mengalir dan dapat diangkat ke permukaan. Uap tersebut ditempatkan pada sumur injeksi yang dikelilingi oleh sumur produksi. Energi tersebut akan memanaskan reservoir agar minyak encer lalu didorong ke permukaan.

CEK TEKANAN - Proses pengecekan Pressure Gauge, alat ukur tekanan, untuk memantau tekanan sistem injeksi uap ke dalam sumur di lapangan North Duri Development Area 14, Rabu (8/10/2025). FOTO: Wartasuluh.com/Harismanto

Teknologi steamflood yang terus dikembangkan itu, murni melibatkan partisipasi anak bangsa. "Kalau dulu mungkin ada ekspat-ekspatnya. Kalau ini, benar-benar dikerjakan oleh Pertamina, perusahaan nasional yang 100 persen karyawannya itu anak bangsa. Yang memang benar-benar mengembangkan area baru," kata Achmad Riyanto, yang didampingi Dwi Respati Kukuh, Senior Operator Field Duri 5.

Kini, teknologi steamflood juga menjadi harapan baru PHR untuk mengejar target 1 juta barel 2030. Namun, Steamflood bisa menjadi tidak ekonomis karena biaya operasional dan investasi yang tinggi, terutama untuk memproduksi minyak berat yang sangat kental. 

Biaya ini mencakup biaya energi untuk menghasilkan uap, biaya peralatan, dan biaya perawatan sumur injeksi dan produksi. Keekonomisan steamflood sangat bergantung pada kondisi reservoir, harga minyak dunia, dan efisiensi operasional. 

"Kalau terus menerus dalam jumlah yang besar, ya tidak ekonomis gitu ya, karena untuk memproduksi steam ini kan butuh cost, bahan bakar, gitu ya. Sehingga kalau itu diinjeksikan dalam jumlah yang sama, tentunya tidak ekonomis," ucap Achmad Riyanto. 

Namun, katanya, ada beberapa inovasi-inovasi secara operasional. Misalnya inject system di production gathering plant, dimasukkan ke pipeline. "Ada juga yang pakai chemical, tetapi sifatnya itu tidak semuanya dilakukan. Tapi untuk spot-spot tertentu yang memang perlu tambahan panas dan chemical untuk mengatasi minyak tidak mengalir di permukaan," jelas Achmad Riyanto.

Produksi Lapangan Duri. FOTO: Wartasuluh.com, Sumber: PHR

Atas upaya PHR dalam mengoptimalkan potensi di WK Rokan melalui teknologi EOR, Kepala SKK Migas Djoko Siswanto memberikan apresiasi. Injeksi uap di lapangan NDD A14, menurutnya, menjadi langkah maju yang signifikan dalam meningkatkan produksi nasional. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dan perusahaan dalam meningkatkan produksi minyak dan memperpanjang usia produksi lapangan-lapangan minyak di Indonesia.

Selain itu, SKK Migas juga telah menyetujui usulan Plan of Development (POD) Steamflood EOR atau Injeksi Uap di Lapangan Rantaubais Tahap-1.

VP Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menyampaikan upaya yang dilakukan PHR untuk peningkatan produksi lapangan migas sejalan dengan visi Presiden Prabowo, yaitu Asta Cita.

"Inovasi dari PHR untuk meningkatkan produksi adalah bukti nyata Pertamina untuk mencapai Swasembada Energi sesuai visi pemerintah Indonesia" ungkap Fadjar. (harismanto)