Tak Gentar Divaksin, Aika: Rindu Sekolah dan Teman-teman
Vaksinasi untuk anak usia 12 hingga 18 tahun terus digenjot pemerintah sebagai upaya menuju Herd Immunity.

WARTASULUH.COM, PEKANBARU - Pagi itu, Rabu (25/8/2021) sekira pukul 09.00 WIB cuaca begitu cerah. Cahaya matahari bagaikan kilauan emas yang menghujani bumi Lancang Kuning. Sungguh nikmat Tuhan yang tak bisa didustai.
Di sudut Kota Pekanbaru, tepatnya di Witama School, Jalan Srikandi, Kelurahan Delima Kecamatan Bina Widya, suasana riuh namun tertib menjadi pemandangan pagi itu.
Rupanya ada "gawe" di sekolah yang baru dibuka tahun ini. Sekolah ini menggelar vaksinasi massal untuk anak usia 12 hingga 18 tahun.
Beberapa anak yang merupakan siswa Witama school berusia remaja tampak lalu lalang. Ada yang mengenakan baju seragam sekolah, tapi ada juga yang mengenakan baju biasa.
Sebahagian ada yang sudah duduk di bangku antrean untuk mendapatkan suntikan vaksin, sebagiannya ada yang sedang mengisi form pendaftaran.
Ada 150 anak yang akan mendapatkan vaksinasi sinovac di sekolah tersebut. Menariknya, dari anak-anak yang akan divaksin, ada satu remaja yang terlihat tak ada beban ketika akan disuntik.
Di saat anak-anak lain terlihat nervous, di barisan calon peserta vaksin dia malah terlihat bersemangat. Dia selalu tampak sumringah ketika ngobrol dengan teman-temannya.
Dia adalah Aika. Remaja usia 16 tahun yang kini duduk di bangku kelas XII, SMA Witama School mengaku sudah lama menunggu-nunggu kesempatan bisa divaksin. "Pengen banget bisa divaksin anti Covid-19. Sudah lama menanti-nanti kesempatan ini," kata remaja ini penuh semangat.
Adapun motivasinya divaksin selain untuk kekebalan tubuh dari paparan Covid-19, juga sebagai persiapan untuk menghadapi sekolah tatap muka. "Sudah rindu bisa sekolah, ketemu teman-teman, guru, belajar tatap muka lebih maksimal," kata Aika.
Aika mengaku, Covid-19 telah merampas kemerdekaan dirinya dalam mendapatkan ilmu pendidikan secara maksimal. Karena belajar jarak jauh atau online tidak semaksimal dengan belajar tatap muka.
Dengan telah mendapatkan vaksin, Aika yakin dirinya akan lebih baik dalam menangkal paparan Covid-19. Tetapi begitu, dia tetap akan mematuhi protokol kesehatan.
"Setahu saya, walau sudah divaksin, Prokes harus tetap dijalankan. Pakai masker, cuci tangan dan mencegah kerumunan harus tetap kita lakukan," ungkapnya sembari mengaku siap bila sekolah tatap muka dimulai.
Rindu sekolah juga disuarakan anak lainnya. Yakni Jolyn Candra. Remaja berusia 12 tahun kelas VII SMP Witama School ini mengaku rindu dengan suasana sekolah.
"Rindu belajar sama guru secara langsung, diskusi kelompok. Jajan di kantin bareng teman-teman, bermain di sekolah," kata siswa yang pernah menyabet juara puisi ini.
Kerinduan siswa bisa sekolah tatap muka rupanya dipahami juga oleh orang tua.
Willy, orang tua dari Jolyn Candra mengaku sering mendapatkan rengekan dari anaknya kapan sekolah tatap muka lagi. "Belajar jarak jauh yang sudah hampir 2 tahun ini ternyata membikin anak jenuh. Anak saya sering bertanya kapan bisa belajar normal lagi," kata pria muda yang berdomisi di Jalan Tanjung Datuk ini.
Willy pun mengaku dirinya akan mendukung bila sekolah tatap muka diberlakukan lagi. Dia pun siap menyiapkan kebutuhan anak selama belajar tatap muka.
Termasuk kebutuhan protokol kesehatan. "Siap membekali anak saya dengan masker, hand sanitizer, bekal makan sekolah dam siap antar jemput anak tepat waktu," tegas Willy.
Sementara itu, Ketua Panitia Kegiatan Vaksinasi, Sampe Samosir SPd mengatakan hingga saat ini, sudah 99 persen siswa Witama School yang mendapatkan vaksin Covid-19. "Siswa kita yang usia 12-18 tahun hampir semua sudah divaksin Covid-19, mulai dari sekolah dasar hingga SMA," kata Sampe.
Selain ingin membantu pemerintah mewujudkan Herd Immunity secara nasional, vaksinasi massal ternyata dimanfaat sekolah yang berada di bawah naungan Yayasan Witama Penerus Bangsa sebagai ajang promosi sekolah. (Sri)