Sedang Semprot Gulma di Kebun Akasia, Pekerja HTI PT Satria Perkasa Agung Tewas Diterkam Harimau di Pelangiran Inhil
Rahmad (26), pekerja di Hutan Tanaman Industri (HTI) PT Satria Perkasa Agung (SPA) di Desa Tanjung Simpang, Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), tewas diterkam harimau Sumatera saat sedang bekerja
WARTASULUH.COM, INHIL - Rahmad (26), pekerja di Hutan Tanaman Industri (HTI) PT Satria Perkasa Agung (SPA) di Desa Tanjung Simpang, Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), tewas diterkam harimau Sumatera saat sedang bekerja pada Kamis (9/5/2024).
"Kondisi korban saat ditemukan dalam keadaan meninggal dunia dengan luka gigitan dan tangan kanan putus," ujar Kapolres Inhil AKBP Budi Setiawan, Minggu (12/5/2024).
Budi mengatakan sebelum kejadian, korban dan rekannya, Rahman dan Alwi melakukan penyemprotan gulma di lahan perkebunan Akasia sekitar pukul 13.00 WIB.
Saat bekerja di lokasi korban dan temannya langsung melakukan pekerjaannya dengan kondisi terpisah antara satu dengan yang lainnya.
Sekitar pukul 14.00 WIB, Rahman dan Alwi tiba-tiba mendengar suara Rahmad berteriak minta tolong karena diterkam harimau sumatera itu.
"Teriakan minta tolong korban terdengar oleh rekannya. Tapi, saat teman korban mencarinya, mereka tidak menemukannya, hanya terlihat jejak harimau di sekitar lokasi," ucap Budi.
Kemudian teman-teman korban memberitahukan kepada pihak PT. SPA atas kehilangan korban secara misterius. Sambil berdoa, mereka melakukan pencarian terhadap korban bersama-sama.
"Saat itu rekan korban berharap bisa menemukan korban dalam keadaan selamat," jelas Budi.
Setelah mencari beberapa waktu Rahmat ditemukan dalam keadaan meninggal dunia di Petak 466 Blok L HTI PT. SPA.
Ditemukan sejumlah luka, diantaranya lima luka bekas gigitan pada leher dan pada bagian telinga. Tangan korban sebelah kanan hilang serta ada luka lecet pada bagian kaki korban
"Lalu jenazah korban dievakuasi ke klinik Merawang PT. SPA. Kemudian dibawa ke rumah duka di Penyalai, Kecamatan Kuala Kampar untuk dimakamkan," pungkas Budi.
Setelah menerima laporan kejadian, Balai Besar Konservasi dan Sumberdaya Alam (BBKSDA) Riau melakukan mitigasi pada Jumat (10/5/2024).
“Mitigasi ini dilakukan tim BKSDA Riau bersama pihak perusahaan di lokasi kejadian,” kata Kepala BBKSDA Riau Genman Suhefti Hasibuan.
Prosesnya, tim gabungan melaksanakan pengecekan lapangan dan melakukan indentifikasi, lalu pemasangan kamera trap.
“Setelah melakukan pengecekan di lapangan dan identifikasi serta pemasangan kamera trap. Tim gabungan melanjutkan sosialisasi dan edukasi kepada para pekerja di lapangan, bagaimana cara menghindari konflik dengan satwa (harimau, red),” jelas Genman Suhefti Hasibuan.
Selain itu, tim BKSDA Riau juga memberikan arahan dan himbauan kepada pihak perusahaan agar menerapkan standar operasional (SOP) mitigasi interaksi negatif harimau secara ketat.
Sedangkan hasil pengecekan yang dilakukan diketahui bahwa lokasi kejadian berada pada habitat harimau sumatera dengan populasi yang cukup besar.
“Namun, secara legalitas lokasi tersebut bisa tanami oleh pemegang konsesinya,” ucap Genman. (kha)