Impor Riau Januari–Juli 2025 Turun 13,85 Persen, Pupuk Masih Jadi Komoditas Utama

Impor Riau Januari–Juli 2025 Turun 13,85 Persen, Pupuk Masih Jadi Komoditas Utama
Impor Riau Januari–Juli 2025 Turun 13,85 Persen, Foto: Kompas

WARTASULUH.COM- Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau mencatat nilai impor Riau periode Januari–Juli 2025 mencapai US$980,66 juta atau turun 13,85 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024.

Kepala BPS Riau, Asep Riyadi, mengatakan penurunan ini terjadi baik pada impor migas maupun nonmigas. "Impor nonmigas Riau tercatat sebesar US$905,64 juta atau turun 9,04 persen. Sedangkan impor migas senilai US$76,03 juta, anjlok hingga 47,40 persen dibanding tahun sebelumnya," ujarnya.

Asep menjelaskan, produk pupuk masih mendominasi nilai impor Riau dengan total US$211,33 juta atau 23,33 persen dari total impor nonmigas. Posisi kedua ditempati bubur kayu (pulp) sebesar US$112,91 juta atau 12,47 persen, disusul kayu dan barang dari kayu senilai US$109,98 juta atau 12,14 persen.

Dari sisi bulanan, nilai impor Riau pada Juli 2025 tercatat sebesar US$164,94 juta, turun 16,71 persen dibanding Juli 2024. Sementara impor nonmigas pada Juli 2025 mencapai US$139,83 juta, turun 7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Berdasarkan data BPS, dari sepuluh komoditas nonmigas terbesar, yang mengalami penurunan terbesar adalah mesin-mesin/pesawat mekanik dengan nilai US$86,78 juta atau anjlok 48,66 persen. Sebaliknya, komoditas dengan peningkatan tertinggi adalah bubur kayu (pulp) yang naik US$41,22 juta atau 57,49 persen.

Adapun tiga negara pemasok utama barang impor nonmigas Riau periode Januari–Juli 2025 adalah Kanada sebesar US$163,13 juta (18,01 persen), Tiongkok sebesar US$157,63 juta (17,41 persen) dan Vietnam sebesar US$98,51 juta (10,88 persen).

Secara kawasan, impor nonmigas Riau dari negara ASEAN mencapai US$272,76 juta (30,12 persen), sedangkan dari Uni Eropa sebesar US$115,51 juta (12,75 persen).

Dari jenis penggunaannya, impor barang konsumsi mengalami penurunan paling tajam yaitu 61,53 persen menjadi US$39,55 juta.

Barang modal juga turun signifikan sebesar 54,07 persen menjadi US$69,48 juta. Sementara itu, impor bahan baku/penolong hanya turun tipis 1,42 persen menjadi US$871,63 juta.

"Secara keseluruhan, penurunan impor ini menunjukkan adanya perlambatan permintaan bahan baku maupun barang konsumsi di Riau. Namun beberapa komoditas tertentu seperti bubur kayu masih mencatatkan pertumbuhan cukup tinggi," tutup Asep.