Audiensi dengan Menteri Kehutanan RI Raja Juli Antoni, Bupati Kasmarni Sampaikan Sejumlah Persoalan Kehutanan di Bengkalis

Audiensi dengan Menteri Kehutanan RI Raja Juli Antoni, Bupati Kasmarni Sampaikan Sejumlah Persoalan Kehutanan di Bengkalis
Bupati Bengkalis Kasmarni menyampaikan sejumlah persoalan kepada Menteri Kehutanan RI Raja Juli Antoni silaturahmi dan audiensi yang diikuti Gubernur Riau Abdul Wahid beserta para Bupati dan Walikota se-Provinsi Riau, Minggu (4/5/2025) di Rumah Dinas Menteri Kehutanan di Jakarta. FOTO: Diskominfotiks Bengkalis

WARTASULUH.COM, BENGKALIS - Bupati Bengkalis Kasmarni menyampaikan sejumlah persoalan kepada Menteri Kehutanan RI Raja Juli Antoni silaturahmi dan audiensi yang diikuti Gubernur Riau Abdul Wahid beserta para Bupati dan Walikota se-Provinsi Riau, Minggu (4/5/2025) di Rumah Dinas Menteri Kehutanan di Jakarta.

Pada kesempatan itu, Kasmarni menyampaikan tentang pembangunan dan pengelolaan infrastruktur sosial dalam Kawasan Hutan, Kebun Masyarakat dalam Kawasan Hutan, Skema Pinjam Pakai Kawasan Hutan, Perhutanan Sosial dan Hutan Kemasyarakatan.

Kemudian, pembangunan Balai Raja Ecopark Kabupaten Bengkalis, Pengembangan Lahan Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, dan Perikanan dalam Kawasan Hutan, Pengelolaan Sumber Daya Air dalam Kawasan Hutan, serta Pembebasan status Kawasan Hutan pada Lahan Pemukiman milik masyarakat yang sudah turun temurun ditempati sehingga statusnya bisa dialihkan menjadi hak milik masyarakat.

“Rata-rata yang menjadi permasalahan di sini yakni tentang perizinan penggunaan kawasan hutan Pak Menteri, jadi kami berharap kita dapat saling bekerja sama, agar kedepan kawasan hutan yang digunakan untuk pinjam pakai ini, dapat dikelola, dikembangkan oleh Pemerintah Daerah dan masyarakat, yang mana tentunya akan menerapkan skema yang ramah lingkungan, agar kelestarian hutan dan alam kita tetap terjaga,” ungkap Kasmarni yang didampingi Sekda Bengkalis Ersan Saputra TH, serta sejumlah Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bengkalis.

Kegiatan ini diinisiasi sebagai bentuk komitmen bersama untuk membangun komunikasi yang konstruktif antara Pemerintah Kabupaten/Kota dan Provinsi Riau dengan Kementerian Kehutanan, khususnya dalam menyikapi berbagai tantangan dan peluang yang berkaitan dengan pengelolaan kawasan hutan, perhutanan sosial, konflik lahan, serta perlindungan lingkungan hidup di Riau.

Dalam sambutannya, Gubernur Riau Abdul Wahid menyampaikan apresiasi atas sambutan hangat dari Menteri Kehutanan serta menekankan pentingnya dukungan dari Pemerintah Pusat dalam berbagai aspek kehutanan yang berdampak langsung terhadap pembangunan Daerah dan kesejahteraan masyarakat.

Gubri juga menyoroti kebutuhan akan penyelesaian masalah tata batas kawasan hutan, percepatan revisi tata ruang, hingga percepatan realisasi program perhutanan sosial bagi masyarakat adat dan lokal di Riau.

“Provinsi Riau memiliki kawasan hutan yang luas dan memiliki posisi strategis dalam mendukung target penurunan emisi karbon nasional. Oleh karena itu, kami berharap adanya kolaborasi yang lebih intensif dan responsif dari Kementerian Kehutanan agar isu-isu kehutanan di Riau dapat ditangani dengan cepat dan tepat,” ujar Gubernur Riau.

Dalam audiensi tersebut, para Bupati dan Walikota juga menyampaikan langsung berbagai persoalan yang dihadapi di wilayah masing-masing, mulai dari keterbatasan akses masyarakat terhadap hutan, persoalan legalitas lahan, hingga kendala dalam pelaksanaan program perhutanan sosial. 

Mereka juga menekankan pentingnya keterlibatan pemerintah daerah dalam setiap proses pengambilan kebijakan kehutanan yang berdampak langsung pada masyarakat lokal.

Sementara itu, Menteri Kehutanan RI, Raja Juli Antoni menyampaikan apresiasi atas kehadiran para Kepala Daerah dari Riau dan menegaskan Kementerian Kehutanan membuka ruang seluas-luasnya untuk dialog dan kerja sama yang berkelanjutan dengan Pemerintah Daerah.

Ia juga menekankan pentingnya mewujudkan pengelolaan hutan yang berkeadilan dan inklusif, serta menyampaikan bahwa pihaknya siap untuk mendorong percepatan berbagai program kehutanan yang berpihak kepada masyarakat.

“Kami memahami bahwa isu kehutanan bukan hanya soal lingkungan, tapi juga soal ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat. Karena itu, kami ingin memastikan bahwa kebijakan kehutanan mampu menciptakan keseimbangan antara konservasi dan kesejahteraan,” ujar Raja Juli Antoni. (inf)