Kepada Calon Pemilih Pemula, Eddy A Mohd Yatim: Ayo Jadi Pemilih yang Cerdas!

Kepada Calon Pemilih Pemula, Eddy A Mohd Yatim: Ayo Jadi Pemilih yang Cerdas!
Eddy A Mohd Yatim

WARTASULUH.COM, PEKANBARU - Salah satu ciri pemilih pemula yang cerdas, dia tahu akan calon pemimpin atau calon legislatif di dapilnya, yang akan dipilih saat pemilu dan pemilu legislatif mendatang. 

Demikian diungkapkan Eddy A Mohd Yatim Sos MSI di hadapan puluhan siswa SMA di Duri, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis, baru-baru ini. Agar cerdas dalam memilih, tentu pemilih harus memahami apa saja program yang telah dijalankan oleh wakil rakyat atau caleg yang akan dipilihnya terhadap daerah dimana si pimilih itu tinggal. 

Edukasi yang diberikan ketua Komisi I DPRD Riau ini, mendapat apresiasi yang tinggi dari kalangan siswa. Hal ini terbukti dari tingginya animo pertanyaan.

Program pendidikan bagi pemilih pemula yang menghadirkan pemateri ketua Komisi I DPRD Riau, dan sejumlah akademisi di Duri, dan Badan Kesbangpol Provinsi Riau ini, adalah upaya Pemerintah Provinsi Riau bersama DPRD Riau dalam mendorong peningkatan nilai Indeks Demokrasi (IDI). Salah satunya peran serta pemilih saat pemilu dan pileg pendatang.

“Kita ingin, anak-anak muda di jenjang SMA ini terus berinisiasi optimis dalam pembanguna bangsa. Kita memang terus didera oleh persoalan bangsa, tetapi sebagai anak muda, mereka harus tahu, merekalah calon pemimpin bangsa kedepan. Dan harusnya lahir pemimpin bangsa yang jujur,berani menunjukkan pilihannya, melalui nurani, dan akal yang cerdas,” ucap anggota DPRD Riau Dapil Bengkalis, Dumai, dan Meranti ini.

Kegiatan yang berlangsung atraktif ini melahirkan banyak pertanyaan dari kalangan siswa. Juga menghadirkan penilik senior Riau Development Institute yang cukup konsen dalam bidang kepemiluan Alzamderi SIP MS. Alumni jurusan hubungan Internasional FISIP UNRI, yang sempat menjabat dua priode sebagai ketua KPU Kabupaten Sijunjung ini, juga apresiasi terhadap motivasi siswa.

“Tadi salah satu pertanyaan yang cukup menggelitik, bagaimana calon pemilih pemula, bisa memilih karena umurnya 17 atau telah menikah. Dua hal yang kita edukasi, sebagai pemilih pemula, tentu adek-adek siswa SMA harus tahu, siapa yang akan dipilihnya, baik program yang telah dijalankan, atau visi dan misi sang calon pemimpin, bahkan backgroundnya di masyarakat,” ucap peneliti RDI Provinsi Riau ini.

Alzamderi juga mengingatkan siswa, meskipun program demokrasi adalah bagaimana pemilih pemula aktif, bukan berarti negara mengizinkan adanya pemilih yang telah menikah di usia muda. “Untuk soal pernikahan, negara sudah mengatur, tidak boleh lagi ada pernikahan usia dini. Ini sudah ada aturan perundang-undangannya. Intinya adalah bagaimana menjadi pemilih sesuai dengan syarat yang ada, menjatuhkan pilihan, karena kenal dengan program calon pemimpinnya, dan tidak terlibat dalam money politik, tolak money politik, sehingga pemimpin yang kita hasilkan kedepan, benar-benar membangun daerah,” ucap Alzamderi.

Turut hadir Kepala Kesbangpol Jendri Ginting, dan sejumlah perwakilan dari Kebangpol Kabupaten Bengkalis.

Upaya Pemerintah Provinsi Riau untuk terus mendorong peningkatan nilai IDI terus dilakukan. (Rls)