Kebiasaan Ini Bikin Orang Jepang Berumur Panjang, Warga +62 Nggak Berminat?

Kebiasaan Ini Bikin Orang Jepang Berumur Panjang, Warga +62 Nggak Berminat?

WARTASULUH.COM- Masyarakat di Jepang dikenal dengan kebiasaannya berjalan kaki. Budayanya dalam menghargai waktu juga begitu kental sehingga membuat orang Jepang terbiasa untuk melakukan secara hal dengan cepat, termasuk dalam berjalan.

Berjalan kaki lebih dari 10 ribu langkah setiap harinya menjadi hal yang biasa bagi masyarakat Jepang. Seorang warga, Chitose (38), mengatakan bahwa berjalan kaki sampai 10 ribu langkah sudah menjadi bagian dari kesehariannya.

"Di Jepang memang harus jalan kaki. Saya sih biasanya 10 ribu langkah per hari," tutur Chitose, dilansir dari Detik.com, Senin (22/5/2023).

Tim peneliti dari Universitas Kyoto menemukan bahwa orang yang berjalan 8 ribu langkah atau lebih secara rutin memiliki tingkat kematian 15 persen lebih rendah dibandingkan mereka yang tidak.

Bahkan, hanya dalam beberapa hari saja kebiasaan ini dinilai bisa mengurangi risiko kematian secara keseluruhan dan kematian akibat penyakit jantung serta pembuluh darah.

Lantas, mengapa kebiasaan yang begitu baik untuk kesehatan ini rasanya sulit untuk diterapkan oleh masyarakat Indonesia?

"Mungkin sebenarnya bukan nggak suka sih, kayaknya faktor dari kondisi masing-masing orang artinya banyak yang sudah kerja dari subuh sampai malam. Jam 4.30 sudah keluar rumah untuk ke kantor, meeting siang duduk, balik sore di depan komputer lagi, pulang naik mobil, kapan jalannya?" jelas spesialis penyakit dalam dr Indra Wijaya, MKes, SpPD-KEMD, FINASIM, FACP, Senin (22/5/2023).

Selain itu, menurut dr Indra, faktor fasilitas yang mendukung untuk para pejalan kaki juga berpengaruh. Ia menilai, Indonesia masih kurang memiliki area yang ramah bagi pejalan kaki, tidak seperti di Jepang. Di Jakarta, misalnya, hanya memiliki beberapa lokasi yang menyediakan trotoar yang lebar dan nyaman bagi pejalan kaki.

Banyak trotoar yang rusak, menyempit, atau malah ditempati para pedagang. Tak sedikit juga daerah yang tidak memiliki trotoar sama sekali sehingga sulit untuk bisa berjalan kaki.

Terlepas dari keterbatasan waktu ataupun fasilitas yang memadai, ia mengatakan bahwa masyarakat tetap harus meluangkan waktu untuk beraktivitas secara fisik.

"Tipsnya bangun lebih pagi, bisa keliling kompleks. Itu bisa di pagi hari sebelum berangkat atau setelah pulang. Karena kalau karyawan sehat, produktivitasnya baik. Kalau makin letoy, sindrom metabolik, makin buncit, ya makin buruk juga untuk kantornya," jelas dr Indra.

Lebih lanjut, dr Indra juga memaparkan sejumlah manfaat baik yang bisa didapatkan dari berjalan kaki.

"Indonesia tuh kurang banget, padahal manfaat jalan kaki banyak sekali. Pertama menguatkan fungsi jantung dna menperlancar peredaran darah. Kedua meningkatkan mobilitas dan fleksibilitas sendi kaki," paparnya.

"Karena meningkatkan otot sendi jantung dan peredaran darah, otomatis menurunkan sindrom metabolik, hipertensi, serangan jantung. Makanya disarankan olahraga 30 menit sehari," sambungnya.