Dua Periode Berduet, Firdaus-Ayat Sukses Wujudkan Pekanbaru Smart City Madani

Dua Periode Berduet, Firdaus-Ayat Sukses Wujudkan Pekanbaru Smart City Madani
Komplek perkantoran Tanayan Raya Pekanbaru, salah satu bukti keberhasilan Firdaus-Ayat Cahyadi membangun Pekanbaru (Foto: humas)

WARTASULUH.COM, PEKANBARU - Genap 10 tahun Firdaus- Ayat memimpin Ibukota Provinsi Riau, Kota Pekanbaru. Dalam 2 periode kepemimpinannya Firdaus-Ayat sukses dengan visi dan misi mereka dalam membangun kota ini.

Dalam visi pertama Firdaus-Ayat menetapkan visi Pekanbaru Metropolitan Madani, yang saat ini telah tercapai dengan indikator pesatnya pembangunan di Pekanbaru pada periode pertama.

Jumlah penduduk yang dulunya hanya kurang lebih 800 ribu jiwa pada tahun 2012, saat ini berkembang menjadi  1,2 juta jiwa.

Begitu juga akses pembangunan, seperti Jalan, pelayanan publik tercapai dengan baik. Di bidang keagamaan pembinaan masjid paripurna, perhatian insentif guru MDTA yang juga terlaksana dengan baik.

Pada Periode kedua (2017-2022), visi yang diusung Firdaus-Ayat yakni mewujudkan Pekanbaru Smartcity Madani. Visi ini kembali sukses dijalankan.

Secara harfiah, Smart City atau kota pintar merupakan konsep pemberdayaan teknologi sebagai pemudahan pengelolaan pemerintah dan pelayanan masyarakat. Sementara Madani, adalah Kota yang memiliki akhlak mulia, taat menjalankan ibadah, patuh pada ketentuan dan aturan yang berlaku, peradaban maju, moderen, memiliki kesadaran sosial yang kuat, gotong royong, toleran, dalam sistem politik yang demokratis dan ditopang oleh supremasi hukum yang berkeadilan,  berpendidikan maju, berbudaya Melayu, aman, nyaman, damai, sejahtera, bertanggungjawab serta berlandaskan iman dan taqwa. 

 Visi ini tidak lepas dari visi-misi pada periode pertama kepemimpinan Firdaus-Ayat. Ada enam pilar untuk menjadikan Kota Pekanbaru sebagai smart city Madani. Yakni, Smart Government (pemerintahan pintar), Smart Economy (ekonomi pintar), Smart Mobility (mobilitas pintar), Smart People (masyarakat pintar), Smart Living (lingkungan pintar), dan  Smart Environtment (Hidup pintar).

Banyak indikator yang berhasil terlihat dan bisa diukur bersama ketika berbicara kebutuhan dasar masyarakat. 

JALITA (Jalan, listrik, Air Transportasi dan Telekomunikasi) bisa kita ukur bersama. 

Di bidang pembangunan jalan, begitu banyak pembangunan jalan yang sudah tercapai di Pekanbaru,  Baik pembukaan jalan baru, peningkatan jalan, bahkan juga sudah dibangun jalan outer ring road.

Manajemen Penyediaan Air bersih juga berjalan dengan baik di Kota Pekanbaru melalui skema KPBU SPAM.

Di sektor energi listrik, kalau dulu warga sering mengalami mati listrik bergilir di Pekanbaru, kini sejak dibangun pembangkit listrik PLTU / PLTG warga sudah jarang mengalami mati lisrik bergilir seperti dulunya.

Di bidang transportasi, dalam catatan Kementerian Perhubungan menyebutkan bahwa pengelolaan sistem pengelolaan transportasi di kota Pekanbaru adalah salah satu yang terbaik di Indonesia.

Dahulu sebelum tahun 2012, jumlah armada Trans Metro Pekanbaru hanya berjumlah 20 unit, sekarang berjumlah 100 unit lebih dan telah ada koridor menjangkau wilayah pekansikawan.

Sementara itu di bidang telekomunikasi sampai hari ini sistem telekomunikasi di Pekanbaru sudah menyeluruh atau universal dan tidak ada black spot (kosong jaringan) yang menandakan pelayanan bidang Telekomunikasi sudah terlaksana dengan baik.

Indikator lainnya dilihat pada sektor pendidikan. Saat ini sudah berdiri ratusan fasilitas pendidikan/gedung sekolah di Pekanbaru. Baik yang dibangun pemerintah, swasta, baik tingkat SD, SMP, SMA bahkan perguruan tinggi selama 10 tahun terakhir. 

Menurut catatan Kemenag, Pekanbaru adalah Kota yang menaruh perhatian tinggi terhadap insentif guru MDTA.

Bidang kesehatan- sudah banyak berdiri Rumah Sakit di Pekanbaru, klinik-klinik, baik dibangun pemerintah seperti RS madani dimana sebelumnya belum ada rumah sakit rujukan milih Pemerintah Kota Pekanbaru.

Disamping itu 28 puskesmas ditingkatkan layanannya dari Puskesmas Rawat Jalan menjadi puskesmas rawat inap serta ada puskesmas wisata. Juga berdirinya klinik-klinik oleh pelaku usaha dan Rumah Sakit.

Di masa kepemimpinan Firdaus-Ayat kita bisa lihat Pembangunan jalan, jembatan dan flyover di Pekanbaru, dan investasi yang cukup banyak di Pekanbaru.

Ketika orang berbicara itu bukan Firdaus-Ayat/ dana APBD yang membangun, Betul, karena Pemerintah menyesuaikan dengan kemampuan anggaran daerah hanya 10 persen untuk membangun kota. 

Namun,  yang paling berperan membangun kota ini adalah pelaku usaha/ investor. Tapi pelaku usaha itu hanya akan datang ke daerah berpotensi besar, kepemimpinan yang sejuk, aman, daerah nyaman, untuk berinvestasi di Pekanbaru.

Maka Kepemimpinan Firdaus-Ayat dipandang sangat aman, nyaman oleh investor. Disamping Firdaus-Ayat juga sering dan aktif melakukan lobi-lobi berbagai pihak, baik di tingkat nasional maupun tingkat Asia.

KIT (Kawasan Industri Tenayan) juga sedang dibangun sebagai salah satu proyek strategis nasional. Yang akan mendatangkan investor nasional dan internasional. KIT akan menampung 150.000 tenaga kerja di Pekanbaru.

Dalam kehidupan beragama. Firdaus-Ayat juga sudah membina 100 rumah ibadah masjid paripurna yang imamnya atau manajemennya diberi gaji berasal dari APBD Pekanbaru.

Keberhasilan dua pemimpin perpaduan dari background birokrat dan politisi ini membangun ibukota Provinsi Riau ternyata tak lepas dari jurus anti "baper" alias bawa perasaan keduanya.

"Kritikan terhadap kinerja kami sangat banyak. Kritikan itu justeru kami jadikan motivasi untuk terus melangkah, memberikan yang terbaik untuk masyarakat Pekanbaru," kata Firdaus saat berdialog dengan insan pers, Jumat (25/3/2022) lalu.

Firdaus yang saat itu didampingi sejumlah pejabat dan kepala OPD seperti Asisten II Setdako Pekanbaru, Ir Hj El Sabrina MT, Kabag Ekonomi Azhar,  Kabid Pengelolaan Informasi dan  Komunikasi Publik Diskominfo  Pekanbaru, Mawardi SAg berterima kepada masyarakat yang telah mensupport dirinya bersama gerbongnya dalam proses pembangunan Kota Pekanbaru. (Advertorial/kha)