224 Kasus DBD di Pekanbaru dan Satu Orang Meninggal di Dumai

224 Kasus DBD di Pekanbaru dan Satu Orang Meninggal di Dumai
224 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Pekanbaru dan satu orang meninggal di Dumai. Dua kota di Riau itu menjadi penyumbang terbanyak kasus DBD tahun 2024 di Provinsi Riau. FOTO: Ilustrasi

WARTASULUH.COM, PEKANBARU - 224 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Pekanbaru dan satu orang meninggal di Dumai. Dua kota di Riau itu menjadi penyumbang terbanyak kasus DBD tahun 2024 di Provinsi Riau.

Berdasarkan data yang dirilis Dinas Kesehatan Provinsi Riau kasus DBD di Pekanbaru periode Januari hingga April 2024 sebanyak 224 kasus dan di urutan kedua Dumai dengan jumlah kasus sebanyak 126 kasus dan satu orang meninggal dunia. 

Di Urutan tiga besar adalah Kabupaten Bengkalis dengan jumlah kasus sebanyak 97 kasus.

"Daerah dengan kasus DBD terendah adalah Kabupaten Kepulauan Meranti dengan jumlah kasus sebanyak 6 kasus," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Sri Sadono Mulyanto, Jumat (7/6/2024).

Sementara untuk total kasus DBD secara keseluruhan di Riau sejak periode Januari hingga April 2024, tercatat mencapai 701 kasus.

"Sementara untuk kasus meninggal dunia sampai April ada satu kasus di Dumai," kata nya.

Ibeng sapaan akrab Kadiskes ini mengatakan, kasus DBD tertinggi pada tahun 2024 ini ditemukan di Januari dengan total kasus 201 kasus. Sementara untuk Februari turun menjadi 200 kasus. Sedangkan pada Maret kasus DBD di Riau sebanyak 175 kasus.

"Di bulan April kita lihat cenderung menurun dengan jumlah kasus sebanyak 125 kasus. Tapi di bulan april ini meski kasusnya turun tapi ada satu kasus meninggal dunia," kata mantan Dirut RSJ Tampan ini.
 
Sementara untuk data Mei 2024 ini, dinas kesehatan provinsi Riau belum merilisnya. Sebab data dari kabupaten kota belum dikirim seluruhnya ke Pemprov Riau.

Pihaknya mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada dan selalu menerapkan perilaku hidup sehat dan bersih.

Agar kasus DBD tidak terus bertambah, pihaknya mengimbau agar setiap rumah harus ada juru pemantau jentik (Jumantik) yakni anggota keluarga di masing - masing rumah.

"Jadi 3 M itu yang harus digiatkan. Mulai dari kamar mandi tempat bersarang. Karena kalau tiga hari sekali kita kuras dan bersihkan, itu pasti tidak ada telur, kalau tidak ada telur tidak ada jentik, dan kalau tak ada jentik pasti tak ada nyamuk," katanya. (kha)