Vaksinasi di Atas 95 Persen, SMKN 2 Pekanbaru Laksanakan PTM dan Daring

Vaksinasi di Atas 95 Persen, SMKN 2 Pekanbaru Laksanakan PTM dan Daring
Salah seorang siswa SMKN 2 Pekanbaru scaning barcode PeduliLindungi, Senin (10/1/2022). (Foto: Sri Lestari)

WARTASULUH.COM, PEKANBARU - Capaian vaksinasi Covid-19 lengkap di lingkungan SMK Negeri 2 Pekanbaru baik siswa maupun pendidik dan tenaga kependidikan di atas 95 persen. Sekolahpun memberlakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dan dalam jaringan (daring) dengan durasi belajar ditambah.

Hal itu diinformasikan Wakil Kepala SMKN 2 Pekanbaru bidang Kurikulum, Lukman SE Mkom, Senin (10/1/2022). Dikatakan, pola belajar PKM dan daring itu dimulai sejak awal semester II tahun pelajaran 2021/2022 atau tepatnya 3 Januari 2022 lalu.

Dijelaskan Lukman, skema belajar siswa adalah, dari total jumlah siswa 2.536 orang dibagi menjadi kelompok A dan kelompok B. 

"Misalnya minggu pertama kelompok A belajar tatap muka, maka di sisi lain kelompok B belajar secara daring. Kemudian ditukar pada minggu kedua kelompok B yang tatap muka dan kelompok A yang daring. Jadi dalam sebulan siswa belajar tatap muka selama dua minggu," rinci Lukman sembari menyebutkan durasi belajar tiap hari dimulai pukul 07.30-13.00 WIB kecuali Jumat dan Sabtu.

Lukman mengatakan, selama PTM diberlakukan protokol kesehatan secara ketat. Diawali dengan scaning barcode aplikasi PeduliLindungi yang diletakan di pintu masuk gerbang sekolah. 

"Semua warga sekolah, mulai dari siswa, guru, tenaga kependidikan termasuk tamu kita wajibkan scan barcode PeduliLindungi lewat androidnya. Di lingkungan sekolah juga wajib 3M yakni memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak," tegas Lukman.

Lukman mengaku penyebaran Covid-19 di sekolah yang terletak di Jalan Patimura itu dapat diminimalisir. Keyakinan itu didukung sudah tingginya vaksinasi warga sekolah. 

Untuk siswa dari 2.536 orang yang belum divaksin habya 80 orang. Sedangkan dari 200-an guru dan tenaga kependidikan tinggal 5 orang yang belum divaksin.

"Hanya sebahagian kecil siswa dan guru yang belum divaksin. Dengan alasan tidak bisa divaksin karena masalah medis," ungkap Lukman. (Rik)